Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Ingin Cepat Kaya? Kerja, Jangan Judi - Kumpulan Informasi Teknologi Hari ini, Setiap Hari Pukul 16.00 WIB
    Home Featured Internet Kesehatan Kesehatan Mental Media Sosial Spesial

    Pemerintah Batasi Media Sosial Remaja 13–16 Tahun Mulai 2026, Ini Manfaatnya bagi Kesehatan Mental - SINDOnews

    3 min read

     

    Pemerintah Batasi Media Sosial Remaja 13–16 Tahun Mulai 2026, Ini Manfaatnya bagi Kesehatan Mental

    Senin, 15 Desember 2025 - 06:45 WIB
    Membatasi anak remaja bermain sosmed bisa meningkatkan kesehatan mental. Foto/Your Teen Magazine
    A
    A
    A
    JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid siap menerapkan pembatasan akses media sosial untuk anak berusia 13-16 tahun. Aturan bakal dimulai pada Maret 2026.

    Pemerintah berencana membatasi penggunaan media sosial untuk anak 13-16 tahun tergantung dari risiko masing-masing platform. Meski menjadi sorotan, namun larangan penggunaan media sosial bagi remaja ini justru bisa membuka ruang bagi mereka untuk menjalani hidup yang lebih seimbang, sehat, dan berkualitas.

    Baca Juga : Turis ke AS Bisa Diwajibkan Ungkap Riwayat Media Sosial 5 Tahun Terakhir

    Pasalnya, di tengah dunia serba digital dan maraknya penggunaan media sosial di kalangan remaja, membuat tidak sedikit dari mereka tumbuh dengan tekanan untuk selalu online, membandingkan diri dengan orang lain, dan mengejar validasi dari layar handphone. Ketika akses media sosial dibatasi, ritme hidup remaja pun ikut berubah, dan tanpa disadari membawa banyak manfaat, di antaranya:

    Lebih Fokus
    Dilansir dari American Psychological Association, tanpa media sosial remaja punya lebih banyak waktu dan energi untuk berinteraksi secara langsung. Mengobrol dengan teman, bercanda di sekolah, atau sebatas nongkrong tanpa gangguan notifikasi membantu mereka beradaptasi secara sosial.

    Interaksi tatap muka juga melatih empati, kepekaan emosi, dan kemampuan membaca ekspresi orang lain, di mana hal ini sulit diasah jika sebagian besar hubungan terjadi secara digital.

    Baca Juga : Rakyat Jerman Dukung Larang Penggunaan Sosmed untuk Anak di Bawah 16 Tahun

    Kesehatan Mental Lebih Terjaga
    Media sosial sering menjadi tempat perbandingan mulai soal penampilan, popularitas, hingga pencapaian hidup. Bagi remaja yang masih mencari jati diri, paparan ini bisa memicu rasa tidak percaya diri dan kecemasan.

    Dengan tidak aktif di media sosial, remaja terbebas dari tekanan untuk terlihat “sempurna”. Mereka bisa fokus mengenal diri sendiri, tanpa harus terus mengukur nilai diri dari likes, komentar, atau jumlah pengikut.

    Tidur Lebih Berkualitas
    Salah satu manfaat paling terasa dari larangan media sosial adalah pola tidur yang lebih sehat. Tanpa kebiasaan scrolling hingga larut malam, remaja cenderung tidur lebih awal dan bangun dengan kondisi fisik yang lebih segar.

    Apalagi tidur yang cukup berperan penting dalam konsentrasi belajar, kestabilan emosi, dan perkembangan otak yang sangat krusial di masa remaja.

    Lebih Produktif dan Kreatif
    Ketika waktu layar berkurang, remaja terdorong mencari aktivitas lain untuk mengisi hari. Mulai dari olahraga, membaca, menggambar, bermain musik, hingga mencoba hobi baru yang sebelumnya terabaikan. Tanpa distraksi media sosial, fokus remaja terhadap tugas sekolah juga akan meningkat.

    Hubungan Keluarga Lebih Dekat
    Larangan media sosial bisa menjadi momentum untuk memperkuat hubungan di rumah. Kedekatan ini memberi rasa aman dan dukungan emosional yang penting bagi remaja, terutama di masa pertumbuhan.
    (wur)
    Komentar
    Additional JS