Penyaluran Bantuan di Daerah Terisolasi Banjir Aceh lewat Drone - SINDONEWS.COM
2 min read
Penyaluran Bantuan di Daerah Terisolasi Banjir Aceh lewat Drone
Kamis, 11 Desember 2025 - 20:43 WIB
Penanganan bencana Aceh beberapa hari terakhir berlangsung dalam kondisi yang sangat menantang. Akses jalan terputus, jembatan ambles, hingga longsor di sejumlah titik membuat distribusi bantuan terhambat. Foto: Ist
A
A
A
BIREUEN - Penanganan bencana Aceh beberapa hari terakhir berlangsung dalam kondisi yang sangat menantang. Akses jalan terputus, jembatan ambles, hingga longsor di sejumlah titik membuat distribusi bantuan terhambat.
Karena itu, relawan PSI mengambil langkah tak biasa yakni menggunakan drone untuk mengirim bantuan ke wilayah yang tak bisa diakses kendaraan.
Baca juga: Update Korban Bencana di Sumatera: 990 Korban Meninggal Dunia, 222 Hilang
Ketua DPW PSI Aceh Zulkarnaini Syeh Joel menuturkan posko utama PSI di Bireuen telah menyalurkan 2,9 ton beras, minyak goreng 245 liter, telur 200 papan, air mineral 150 dus, mi instan 160 dus, susu 13 dus, roti, kue, hingga pakaian layak pakai untuk warga terdampak di Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Bireuen.
“Posko utama di Kabupaten Bireuen telah menyalurkan beras sebanyak 2,9 ton untuk korban berdampak di Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Bireuen,” ujar Zulkarnaini, Kamis (11/12/2025).
Selain distribusi logistik, relawan PSI juga membantu evakuasi warga Nagan Raya yang terjebak banjir di Aceh Tengah, sebelum dipulangkan melalui jalur darat dari Bireuen menuju Nagan Raya. Namun, tantangan terbesar muncul di jalur distribusi.
Relawan harus melintas sungai dengan jembatan putus di Kutablang Bireuen, kemudian memikul bantuan melewati jembatan ambles di Desa Teupin Mane, Kecamatan Juli.
Di Bener Meriah, perjalanan makin berat karena jalan longsor memaksa bantuan dipanggul secara manual. Puncak inovasi muncul saat bantuan harus masuk ke Aceh Tengah.
“Untuk barang bantuan menuju Aceh Tengah, relawan menggunakan jasa drone untuk langsir barang akibat jalan yang belum bisa di akses,” katanya.
Cara itu terbukti efektif hingga seluruh bantuan PSI tiba selamat setelah perjalanan darat dan udara kecil selama dua hari dua malam.
Selain itu, PSI juga menyalurkan bantuan di Aceh Tamiang, termasuk paket bantuan yang dikirim langsung Ketua Umum PSI. Distribusi air bersih turut dilakukan dengan dukungan para dermawan.
Relawan di lapangan bekerja bersama warga mencari cara agar bantuan tetap sampai. “Di Aceh Tengah dan Bener Meriah, relawan bersama warga harus berpikir bagaimana caranya bantuan harus tiba di kabupaten tujuan, dengan cara pikul barang jalan kaki, serta gunakan drone untuk langsir barang,” ungkapnya.
Meski dapur umum telah berjalan di Aceh Tamiang, kebutuhan penyintas masih besar mulai dari air bersih, kebutuhan bayi, kebutuhan anak, serta layanan kesehatan. Sementara itu, komunikasi menjadi kendala serius karena jaringan seluler sulit diakses dan listrik masih padam di sebagian besar wilayah. PSI menargetkan pembukaan dua dapur umum tambahan di Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Karena itu, relawan PSI mengambil langkah tak biasa yakni menggunakan drone untuk mengirim bantuan ke wilayah yang tak bisa diakses kendaraan.
Baca juga: Update Korban Bencana di Sumatera: 990 Korban Meninggal Dunia, 222 Hilang
Ketua DPW PSI Aceh Zulkarnaini Syeh Joel menuturkan posko utama PSI di Bireuen telah menyalurkan 2,9 ton beras, minyak goreng 245 liter, telur 200 papan, air mineral 150 dus, mi instan 160 dus, susu 13 dus, roti, kue, hingga pakaian layak pakai untuk warga terdampak di Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Bireuen.
“Posko utama di Kabupaten Bireuen telah menyalurkan beras sebanyak 2,9 ton untuk korban berdampak di Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Bireuen,” ujar Zulkarnaini, Kamis (11/12/2025).
Selain distribusi logistik, relawan PSI juga membantu evakuasi warga Nagan Raya yang terjebak banjir di Aceh Tengah, sebelum dipulangkan melalui jalur darat dari Bireuen menuju Nagan Raya. Namun, tantangan terbesar muncul di jalur distribusi.
Relawan harus melintas sungai dengan jembatan putus di Kutablang Bireuen, kemudian memikul bantuan melewati jembatan ambles di Desa Teupin Mane, Kecamatan Juli.
Di Bener Meriah, perjalanan makin berat karena jalan longsor memaksa bantuan dipanggul secara manual. Puncak inovasi muncul saat bantuan harus masuk ke Aceh Tengah.
“Untuk barang bantuan menuju Aceh Tengah, relawan menggunakan jasa drone untuk langsir barang akibat jalan yang belum bisa di akses,” katanya.
Cara itu terbukti efektif hingga seluruh bantuan PSI tiba selamat setelah perjalanan darat dan udara kecil selama dua hari dua malam.
Selain itu, PSI juga menyalurkan bantuan di Aceh Tamiang, termasuk paket bantuan yang dikirim langsung Ketua Umum PSI. Distribusi air bersih turut dilakukan dengan dukungan para dermawan.
Relawan di lapangan bekerja bersama warga mencari cara agar bantuan tetap sampai. “Di Aceh Tengah dan Bener Meriah, relawan bersama warga harus berpikir bagaimana caranya bantuan harus tiba di kabupaten tujuan, dengan cara pikul barang jalan kaki, serta gunakan drone untuk langsir barang,” ungkapnya.
Meski dapur umum telah berjalan di Aceh Tamiang, kebutuhan penyintas masih besar mulai dari air bersih, kebutuhan bayi, kebutuhan anak, serta layanan kesehatan. Sementara itu, komunikasi menjadi kendala serius karena jaringan seluler sulit diakses dan listrik masih padam di sebagian besar wilayah. PSI menargetkan pembukaan dua dapur umum tambahan di Aceh Tengah dan Bener Meriah.
(jon)