30 Negara Gelar Konferensi Bahas Ransomware dan Kejahatan Siber, Rusia Tak Diajak - inews
30 Negara Gelar Konferensi Bahas Ransomware dan Kejahatan Siber, Rusia Tak Diajak

WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat (AS) menggelar konferensi internasional secara virtual untuk memerangi ransomware dan kejahatan siber. Sebanyak 30 negara diundang dalam konferensi itu, namun Rusia tak diundang.
Seorang pejabat pemerintah AS mengatakan, pertemuan tersebut akan diadakan selama 2 hari dengan 6 sesi, membahas berbagai topik seperti mengatasi penyalahgunaan mata uang virtual, kejahatan ransomware, diplomasi untuk melawan ransomware, serta membantu semua negara akan memiliki ketahanan terhadap serangan siber.
Dalam pertemuan itu, India, Australia, Jerman, dan Inggris akan memimpin pembahasan seputar topik gangguan, mata uang virtual, dan diplomasi. Negara lain yang ikut serta di antaranya Kanada, Prancis, Inggris, Brasil, Meksiko, Jepang, Ukraina, Irlandia, Israel, Afrika Selatan, serta Uni Eropa.
Pejabat itu mengatakan, meski Rusia tak dilibatkan, AS sudah berkomunikasi langsung dengan Rusia membahas ransomware di bawah US-Kremlin Experts Group yang dipimpin Gedung Putih. Komunikasi ini merupakan inisiatif langsung dari Presiden Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dia menambahkan diskusi dengan Rusia sedang berlangsung, di mana AS telah berbagi informasi tentang aktor kriminal tertentu yang berada di Rusia. Sebagai respons Rusia akan mengambil langkah awal guna mengatasi masalah tersebut.
"Kami melakukan diskusi aktif dengan Rusia, tapi dalam forum khusus ini mereka tidak diundang untuk berpartisipasi," ujarnya, seraya menambahkan, Rusia akan dilibatkan dalam acara mendatang, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (13/10/2021).
Banyak geng ransomware beroperasi di Ukraina dan Rusia. Beberapa pejabat dan analis AS mengatakan geng ransomware Rusia beroperasi dengan persetujuan diam-diam Kremlin, namun tidak dikendalikan secara langsung oleh pemerintah.
Sementara itu Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan saat pembukaan acara mengatakan, pertemuan ini menunjukkan negara-negara peserta mengakui urgensi ancaman ransomware.
"Kami memandang kerja sama internasional sebagai dasar dari kemampuan bersama untuk menangani ekosistem ransomware, meminta pertanggungjawaban penjahat dan negara-negara yang menampung mereka, serta mengurangi ancaman terhadap warga negara kami," katanya.
Editor : Anton Suhartono