Pejabat Ukraina Minta Microsoft dan Sony Blokir Gamer Rusia
Advertisement
Liputan6.com, Jakarta - Pejabat Ukraina mendesak perusahaan game, seperti Sony dan Microsoft untuk memblokir akses layanan Xbox dan PlayStation bagi gamer Rusia dan Belarusi.
Adapun permintaan ini diutarakan oleh Wakil Perdana Menteri Mykhailo Fedorov, dan sebagai respon invasi Rusia ke Ukraina.
Advertisement
Dalam sebuah surat terbuka di Twitter, Fedorov menyarankan tindakan ini akan "memotivasi warga Rusia untuk secara proaktif menghentikan agresi militer yang memalukan."
Wakil perdana menteri itu juga secara khusus meminta Microsoft dan Sony untuk melarang pemain di platform Xbox dan PlayStation mereka.
"Anda pasti menyadari apa yang terjadi di Ukraina sekarang," cuit Fedorov yang dikutip, Kamis (3/3/2022). “Jika Anda mendukung nilai-nilai kemanusiaan, Anda harus [meninggalkan] pasar Rusia.”
Selain Microsoft dan Sony, dia juga meminta penyelenggara turnamen esports agar menolak tim dari Rusia dan Belarusi dari ajang pertandingan.
Tak hanya itu, Fedorov juga meminta agar pihak penyelenggara untuk membatalkan acara turnamen esports yang rencana digelar di kedua negara tersebut.
TikTok Juga Blokir Akses
Di sisi lain, TikTok juga melakukan pemblokiran akses ke media milik pemerintah Rusia di wilayah Uni Eropa, sebagai respon perang di Ukraina.
Mengutip Engadget, Rabu (2/3/2022), juru bicara TikTok mengonfirmasi, media Sputnik dan RT tidak akan bisa dilihat oleh para pengguna mereka di Eropa.
Selain itu, laman serta konten dari dua media tersebut juga tidak dapat diakses oleh pengguna platform asal Tiongkok ini di wilayah Uni Eropa.
Advertisement
Facebook Blokir Laman Media Terafiliasi Rusia
Meta, induk perusahaan Facebook, juga sudah memblokir page atau laman milik RT dan Sputnik di Uni Eropa.
Dengan pemblokiran page milik kedua media tersebut, page Facebook dan Instagram RT dan Sputnik tidak bisa dilihat oleh pengguna yang ada di wilayah Uni Eropa.
"Kami menerima permintaan dari sejumlah pemerintah negara dan Komis Uni Eropa untuk mengambil langkah lebih jauh terkait media-media yang dikontrol pemerintah Rusia," kata Presiden Urusan Global Meta, Nick Clegg melalui akun Twitter, sebagaimana dikutip dari The Verge, Selasa (1/3/2022).
(Ysl/Isk)
Komentar
Posting Komentar