Warga Jerman Diimbau Tidak Instal Antivirus Kaspersky, Ini Sebabnya
KOMPAS.com - Badan keamanan siber (BSI) Jerman mengimbau warganya agar tidak menginstal antivirus Kaspersky. Sebab, antivirus tersebut berasal dari Rusia, sehingga BSI meragukan kredibilitasnya.
Larangan ini juga terkait dengan invasi Rusia terhadap Ukraina. BSI mengatakan bahwa Kaspersky bisa dimanfaatkan pemerintah Rusia untuk meretas pengguna atau sistem IT alih-alih memberikan perlindungan.
Selain itu, BSI juga beranggapan bahwa teknologi Kaspersky dapat digunakan pemerintah Rusia untuk meluncurkan serangan siber tanpa disadari oleh perusahaan.
"Produsen IT Rusia dapat melakukan operasi perlawanan sendiri, dipaksa untuk menyerang sistem target atau menjadi korban operasi siber tanpa sepengetahuannya atau sebagai alat untuk menyerang pelanggannya sendiri," demikian kutipan peringatan BSI sebagaimana dirangkum KompasTekno dari BBC, Senin (21/3/2022).
Baca juga: Layanan Anti-Cheater Kaspersky Bisa Mendeteksi Pemain Curang di Game
BSI lantas menyarankan warga Jerman untuk mengganti Kaspersky dengan program antivirus lainnya. Namun, lembaga siber ini juga memperingatkan warga agar tetap waspada akan penggunaan antivirus.
Tanggapan Kaspersky
Menurut Kaspersky, keputusan BSI yang melarang penggunaan layanannya tidak objektif. Sebab, larangan itu bukan didasarkan pada penilaian teknis, melainkan politis.
"Kami yakin keputusan ini tidak didasarkan pada penilaian teknis produk Kaspersky - yang terus kami advokasikan dengan BSI dan di seluruh Eropa – melainkan dibuat atas dasar politik," kata perwakilan Kaspersky.
Baca juga: Imbalan Rp 656 Juta bagi Penemu Bug Kaspersky
"Kami akan terus meyakinkan mitra dan pelanggan kami dalam kualitas dan integritas produk kami, dan kami akan bekerja sama dengan BSI untuk mengklarifikasi tentang keputusannya dan berupaya untuk mengatasi kekhawatirannya dan regulator lainnya," kata Kaspersky dalam pernyataan resmi yang diterima KompasTekno.
Perusahaan juga menegaskan bahwa pihaknya merupakan perusahaan keamanan siber global swasta yang tidak memiliki hubungan apapun dengan pemerintah Rusia atau pemerintah lainnya.
Secara teknis perusahaan juga menjelaskan bahwa pemrosesan data Kaspersky sudah dipindahkan ke Swiss pada tahun 2018.
Baca juga: 7 Tren Baru Serangan Siber di Indonesia Menurut Kaspersky
"Sejak itu (2018), file berbahaya dan mencurigakan yang dibagikan secara sukarela oleh para pengguna produk Kaspersky di Jerman diproses di dua pusat data di Zurich yang menyediakan fasilitas kelas dunia, sesuai dengan standar industri," jelas Kaspersky.
"Di luar fasilitas pemrosesan data terkait ancaman siber kami di Swiss, statistik yang disediakan oleh pengguna untuk Kaspersky dapat diproses di layanan Jaringan Keamanan Kaspersky (Kaspersky Security Network) yang berlokasi di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Kanada dan Jerman," imbuh mereka.
Untuk itu, Kaspersky menyarankan dialog untuk menempuh proses damai guna menyelesaikan konflik. Tanpa menyinggung invasi militer Rusia ke Ukraina, Kaspersky berkata bahwa perang tidak baik bagi siapapun.
Baca juga: Kaspersky Lab Sebut Petya Bukan Virus Penyandera Data
Dilarang di AS dan Inggris
Larangan penggunaan Kaspersky juga sudah diberlakukan pemerintah Amerika Serikat (AS) pada tahun 2017, khususnya untuk penggunaan di lingkup lembaga pemerintah.
Hal yang sama juga dilakukan oleh lembaga keamanan siber Inggris yang memperingatkan semua departemen pemerintah agar tidak menggunakan produk Kaspersky pada sistem yang terkait dengan keamanan nasional.
Baca juga: Pemerintah Amerika Larang Penggunaan Software Kaspersky
Alasannya, tak lain karena kecurigaan hubungan beberapa pejabat Kaspersky dengan intelijen serta lembaga pemerintah Rusia lainnya. Meski demikian, Kaspersky berulang kali membantah tuduhan itu dan menegaskan perusahaannya tidak memiliki hubungan dengan pemerintah Rusia.
Microsoft dan mitra dapat memperoleh kompensasi jika Anda membeli sesuatu melalui link yang direkomendasikan di halaman ini.
Komentar
Posting Komentar