Hadapi Ancaman Badai Luar Angkasa, Ilmuwan Ciptakan Matahari Mini dengan Gravitasi 1.000 Kali Lebih Kuat - Sindonews

 

Hadapi Ancaman Badai Luar Angkasa, Ilmuwan Ciptakan Matahari Mini dengan Gravitasi 1.000 Kali Lebih Kuat



Rabu, 01 Februari 2023 - 09:59 WIB
Hadapi Ancaman Badai Luar Angkasa, Ilmuwan Ciptakan Matahari Mini dengan Gravitasi 1.000 Kali Lebih Kuat
Fisikawan telah menciptakan matahari mini dengan simulasi gravitasinya sendiri untuk menyelidiki penyebab cuaca atau badai luar angkasa yang ekstrem. Foto/Physical Reviel Letter/Space
A A A
LOS ANGELES - Fisikawan telah menciptakan matahari mini dengan simulasi gravitasinya sendiri untuk menyelidiki penyebab cuaca atau badai luar angkasa yang ekstrem. Matahari kecil ini terdiri dari plasma super panas di dalam bola kaca selebar 3 sentimeter.

Matahari kecil ini juga menghasilkan gelombang suara yang membatasi plasma berputar seperti gravitasi matahari yang sebenarnya. Dalam jurnal Physical Review Letters yang diterbitkan pada 20 Januari 2023, matahari mini ini membantu para ilmuwan memprediksi badai matahari ekstrem yang menyebabkan pemadaman listrik, melumpuhkan internet, dan menjatuhkan satelit.

“Kami menunjukkan bahwa sistem suara yang dihasilkan gelombang mikro menghasilkan gravitasi yang sangat kuat sehingga masalah gravitasi Bumi bukanlah kendala dalam penelitian ini. Kami pun tidak perlu pergi ke luar angkasa untuk melakukan eksperimen ini lagi (tentang badai matahari),” kata Seth Putterman, seorang profesor dari profesor fisika di UCLA, dikutip dari laman Live Science, Rabu (1/2/2023).



Baca juga; Matahari Buatan China Diuji, Panasnya Capai 70 Juta Derajat Celcius

Matahari adalah bola plasma raksasa yang ion bermuatannya berputar di atas permukaannya untuk menciptakan medan magnet yang kuat. Karena garis-garis medan magnet tidak dapat saling bersilangan, terkadang medan-medan ini berkelok-kelok sebelum tiba-tiba meledak.

Ledakan di permukaan matahari meluncurkan semburan radiasi yang disebut jilatan api matahari atau semburan material matahari yang disebut coronal mass ejections (CMEs). Setelah diluncurkan, CME bergerak dengan kecepatan jutaan mil per jam, membentuk gelombang gabungan raksasa yang memicu badai geomagnetik.

Para ilmuwan belum mengetahui detail secara pasti, kapan dan bagaimana badai ini terjadi. Untuk menjelaskan proses terjadinya badai matahari, para ilmuwan membuat matahari mini. Mereka menempatkan gas belerang di dalam bola kaca sebelum meledakkannya dengan gelombang mikro.

Ledakan ini mengubah menjadi plasma panas dengan suhu 5.000 derajat Fahrenheit atau 2.760 derajat Celcius. Gelombang suara yang dihasilkan oleh gas terionisasi yang berputar-putar bertindak sebagai pengganti gravitasi.

Baca juga; Mengenal Mesin Tokamak Terbesar di Dunia, Penghasil Energi Listrik dari Reaksi Fusi Nuklir

“Dengan menggunakan suara yang dihasilkan gelombang mikro dalam tabung plasma panas berbentuk bola, kami mencapai medan gravitasi yang 1.000 kali lebih kuat dari gravitasi Bumi,” ungkap John Koulakis, fisikawan di University of California, Los Angeles (UCLA).

Kemudian campuran yang terbakar menjadi pola yang sangat mirip dengan aliran plasma yang terlihat di permukaan matahari, dengan yang diprediksi sesuai teori. Dengan menangkap aliran ini di kamera, para ilmuwan berharap bahwa mereka mendapatkan wawasan tentang cara kerja dasar matahari.

Diketahui bahwa aktivitas matahari telah dilacak para astronom sejak 1775, naik dan turun menurut siklus kira-kira 11 tahun. Aktivitas matahari sangat tinggi baru-baru ini, dengan jumlah bintik matahari hampir dua kali lipat dari prediksi NOAA.
Hadapi Ancaman Badai Luar Angkasa, Ilmuwan Ciptakan Matahari Mini dengan Gravitasi 1.000 Kali Lebih Kuat


Aktivitas yang meningkat telah mengirimkan gelombang plasma berenergi tinggi dan semburan sinar-X yang menghantam medan magnet Bumi, menjatuhkan satelit Starlink, memicu pemadaman radio dan menyebabkan aurora hingga ke selatan.

Baca juga; Dihantam Badai Matahari, 40 Satelit Starlink SpaceX Berguguran Jatuh ke Bumi

Aktivitas matahari diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2025, lebih banyak suar yang akan menghantam Bumi. Badai matahari terbesar dalam sejarah baru-baru ini adalah Peristiwa Carrington 1859, yang melepaskan energi yang kira-kira sama dengan 10 miliar bom atom 1 megaton.

Setelah menabrak Bumi, aliran kuat partikel matahari merusak sistem telegraf di seluruh dunia. Selain itu, menyebabkan aurora yang lebih terang dari cahaya bulan purnama muncul hingga ke selatan Karibia.

[Category Opsiin, Media Informasi, Tekno]
[Tags Featured, Pilihan, Badai Matahari] 

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Tekno 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)