Kasus BTS Kominfo, Kejagung: Tersangka Buat Riset Abal-Abal

JAKARTA, iNews.id - Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap penyediaan menara base transceiver station (BTS) 4G dan infrastuktur pendukung 2,3,4 dan 5 Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), menggunakan riset abal-abal. Keterangan itu diungkap oleh salah satu tersangka YS.
Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana menjelaskan YS merupakan Tenaga Ahli Human Development Universitas Indonesia tahun 2020.
Latest Articles
"Artinya mereka membuat suatu riset abal-abal untuk kepentingan BAKTI Kominfo," kata Ketut di Gedung Kejagung, Jakarta Selatan, Selasa (31/1/2023).
Menurut Ketut, dalam perkara ini tersangka YS juga telah mengembalikan uang lebih dari Rp1 miliar yang disinyalir untuk kebutuhan melakukan riset tersebut.
"Dari hasil penyidikan teman-teman di Kejagung, ada salah satu tersangka yaitu tim peneliti Hudev salah satu perguruan tinggi ternama mengembalikan sejumlah uang sebanyak lebih dari Rp1 miliar," ujar Ketut.
"Menurut keterangan yang bersangkutan, mereka mendapatkan pesanan untuk mendapatkan penelitian riset. Hasil risetnya digunakan untuk kepentingan perkara ini," ucap Ketut.
Diketahui Kejagung telah menetapkan 4 tersangka dalam kasus ini. Tersangka AAL selaku Direktur Utama BAKTI Kemenkominfo mempunyai peran sengaja mengeluarkan peraturan yang diatur sedemikian rupa sehingga tidak terwujudnya persaingan usaha yang sehat serta kompetitif dalam pendapatkan harga penawaran.
Tersangka GMS selaku Direktur Utama PT Mora Telematika Indonesia mempunyai peran memberikan masukan kepada AAL ke dalam Peraturan Direktur Utama. Hal itu dimaksudkan menguntungkan vendor dan konsorsium serta perusahaan yang bersangkutan.
Sementara tersangka YS selaku Tenaga Ahli Human Development Universitas Indonesia tahun 2020 mempunyai peran membuat kajian teknis. Dalam membuat kajian teknis itu YS diduga memanfaatkan Lembaga Hudev UI.
Sementara tersangka terakhir Account Director of Integrated Account Departement PT Huawei Tech Investment, MA. Dia diduga melawan hukum melakukan permufakatan jahat dengan tersangka AAL.
Editor : Rizal Bomantama
Follow Berita iNews di Google News
[Category Opsiin, Media Informasi, Tekno]
[Tags Kejagung, BTS, Kominfo, Featured, Pilihan]
Komentar
Posting Komentar