Mesin Pencari Baidu Cina Siap Luncurkan Chatbot Saingan ChatGPT
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan mesin pencari Google versi Cina, Baidu berencana meluncurkan situs chatbot mirip ChatGPT pada Maret 2023. Raksasa layanan teknologi itu dilaporkan tengah mengembangkan kecerdasan buatan (AI) sebagai aplikasi mandiri, serta secara bertahap akan diintegrasikan pada search engine buatannya. Lalu, apakah chatbot kepunyaan Baidu dapat menggantikan posisi ChatGPT?
Apa itu ChatGPT?
Sebagai informasi, chatbot merupakan program komputer yang melakukan simulasi percakapan manusia untuk menjawab suatu pertanyaan. Dikutip dari Forbes, chatbot menerapkan teknologi terbaru berupa AI (Artificial Intelligence), NLU (Neuro Language Understanding), NLP (Neuro Linguistic Programming), machine learning, dan masih banyak lainnya.
Sementara itu, ChatGPT adalah sebuah brand chatbot dengan algoritma Reinforcement Learning with Human Feedback (RLHF) yang dirilis OpenAI pada 30 November 2022. ChatGPT mempunyai kemampuan meniru dialog, mengingat, memaparkan, menguraikan hingga meminta maaf. Kehadiran ChatGPT sukses menarik atensi termasuk bagi salah satu orang terkaya di dunia asal India, Gautam Adani.
Menurut Tech Wire Asia, OpenAI menjadi pemimpin dalam pangsa teknologi AI. ChatGPT memberdayakan sebagian besar asisten copywriting bersistem AI. Salah satunya Jasper Al yang memperoleh 100% peningkatan pendapatan dan 100.000 pelanggan berkat ChatGPT. Pakar AI juga begitu menantikan rilis GPT4 karena diperkirakan mengusung 100 triliun parameter, respon lebih akurat, dan 500 kali lebih spektakuler.
Chatbot Cina Buatan Baidu
Desas-desus Baidu tak mau kalah ikut tren menciptakan chatbot-nya sendiri bukanlah hal mengejutkan. Mengingat perusahaan yang didirikan oleh Robin Li dan Eric Xu itu menghabiskan bertahun-tahun untuk meneliti teknologi AI termasuk penyimpanan cloud dan chip. Menurut situs Gizmodo, teknologi yang menyedot dana hingga miliaran dolar itu telah melalui serangkaian pelatihan sangat ketat.
Pembuatan chatbot mandiri dari produsen produk internet di Negeri Tiongkok ini bukanlah tanpa alasan. Pasalnya, negara tersebut memblokir akses ke ChatGPT lantaran ditudingnya menghasilkan perintah untuk menyusun makalah, esai ilmiah, sampai pemrograman virus malware. Nantinya, Baidu akan membatasi aksesibilitas chatbot versi Cina untuk menghindari ujaran kebencian terkait topik sensitif, seperti politik.
Tak hanya di Cina, perdebatan sistem berbasis AI telah beredar di banyak negara. Seperti halnya di sekolah-sekolah di Amerika Serikat, Prancis, dan India. Para tenaga pendidik ragu jika siswanya menjiplak karya orang lain demi memenuhi tugas. Kritikan juga muncul akibat kekhawatiran teknologi AI ChatGPT menyebarkan informasi kurang akurat bahkan mengambil alih pekerjaan.
Salah satu universitas di Perancis, Sciences Po mengirimkan pemberitahuan kepada staf mahasiswanya. Email berisi imbauan tersebut meminta, “Setiap akademisi diwajibkan memakai referensi yang transparan dan dilarang menggunakan perangkat lunak untuk memproduksi karya tulis, kecuali untuk kursus”, lapor Reuters.
Baca juga: ChatGPT Digugat dan Dilarang, Begini OpenAI Jawab Tuduhan Curi Kode
Terlepas dari pro kontra yang mengiringinya, pemerintah Amerika Serikat dan Cina terus bersaing meraih puncak tertinggi dalam perkara teknologi chatbot. Meski belum diketahui nama calon bot dari Negeri Tirai Bambu. Namun sejumlah pihak melaporkan bahwa hasil jawaban yang ditunjukkan sangat mirip dengan besutan OpenAI. Reuters juga menyebutkan bahwa launching akan dilaksanakan pada Maret 2023 mendatang.
Pendiri sekaligus Chief Executive Baidu, Robin Li mengungkapkan bahwa teknologi baru juga ibarat peluang baru bagi perusahaan. “Kami menciptakan teknologi yang begitu keren, tetapi dapatkah kami mengubahnya menjadi sesuatu yang dibutuhkan banyak orang? Hal ini sebenarnya langkah terberat, terbesar, dan paling berpengaruh”, kata Li kepada Wall Street Journal di situs Gizmodo.
Meski mengaku siap, Reuters justru menyatakan bahwa chatbot Cina masih fokus pada interaksi sosial alias untuk berjejaring saja. Sementara ChatGPT sudah masuk tahap lebih profesional, yakni pemrograman dan penulisan esai. Microsoft Corp selaku investor terbesar OpenAI (US$ 1 miliar), tak mau ChatGPT beroperasi tanpa keistimewaan. Teknologi AI juga ditambahkan pada mesin pencari Bing.
MELYNDA DWI PUSPITA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
1 hari lalu
PayPal Holdings Inc (PYPL.O) akan melakukan pemutusab hubungan kerja (PHK) pada 7 persen pegawainya atau sekitar 2 ribu karyawan.
3 hari lalu
Universitas di Prancis, Sciences Po, melarang penggunaan mesin pencari dengan kecerdasan buatan, ChatGPT, dengan alasan mencegah plagiarisme
5 hari lalu
Program AI dari Google ini dapat mengubah input teks menjadi musik berdurasi hitungan menit.
7 hari lalu
Eksekutif senior yang bergaji hingga $1 juta per tahun juga diberhentikan oleh Google, Microsoft, dan Amazon dalam gelombang PHK massal itu.
7 hari lalu
Belakangan, ChatGPT membawa konsekuensi yang membuat banyak pihak jadi khawatir.
7 hari lalu
International Business Machine Corp atau IBM mengumumkan rencana melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap 3.900 karyawan
7 hari lalu
Pemerintah federal dan delapan negara bagian ramai-ramai menggugat praktik periklanan Google. Kata Google, duplikasi gugatan tak berdasar
8 hari lalu
Berikut kelebihan ChatGPT yang diklaim mampu menggantikan Google dan mesin pencari lainnya di masa depan.
8 hari lalu
Orang terkaya di Asia, Gautam Adani, mengaku kecanduan ChatGPT, tetapi juga mengungkapkan potensi bahaya dari chatbot besutan OpenAI tersebut.
8 hari lalu
Google Messages dikabarkan sedang bersiap menambahkan kemampuan untuk mendukung profil pengguna di aplikasi itu.
[Category Opsiin, Media Informasi, Tekno]
[Tags ChatGPT,Baidu, Featured, Pilihan]
Komentar
Posting Komentar