Dicurigai Jadi Antek China, TikTok Siap Berpisah dari ByteDance
Kamis, 16 Maret 2023 - 06:16 WIB
A A A
NEW YORK - Terus ditekan negara barat, TikTok berencana berpisah dari perusahaan induknya ByteDance China untuk menyakin Amerika Serikat bahwa platfrom-nya aman.
Baca Juga
Hal tersebut pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg News pada hari Selasa (14/3/23), mengutip orang-orang yang mengklaim mengetahui masalah tersebut.
“Divestasi, yang dapat menghasilkan penjualan atau penawaran umum perdana, dianggap sebagai upaya terakhir dan akan dilakukan hanya jika proposal perusahaan yang ada dengan pejabat keamanan nasional AS tidak disetujui,” ungkap laporan tersebut, sebagaimana dilansir Reuters.
Powered By
Loaded: 0.35%
Aplikasi video bentuk pendek TikTok saat ini sedang menjalani tinjauan keamanan nasional oleh Komite Penanaman Modal Asing di Amerika Serikat (CFIUS) dan tahun lalu setuju untuk menerapkan sejumlah langkah di bawah rencana tersebut, yang dijuluki “Project Texas”.
“CFIUS terhenti dalam prosesnya, membuat TikTok tidak yakin apakah rencananya akan cukup untuk terus beroperasi di negara tersebut,” lanjut laporan tersebut.
“Anggota CFIUS dari Departemen Kehakiman tidak mau menerima proposal TikTok.”
TikTok, yang digunakan oleh lebih dari 100 juta orang Amerika, mendapat kecaman yang meningkat karena kekhawatiran bahwa data pengguna dapat berakhir di tangan pemerintah China dan merusak kepentingan keamanan Barat.
Sementara itu, Gedung Putih telah mendukung undang-undang yang memberikan kekuatan baru kepada administrasi untuk melarang aplikasi video milik China Tiktok dan teknologi berbasis asing lainnya jika mereka menimbulkan ancaman keamanan nasional.
Sebagai bagian dari langkah ini, perusahaan mengkonfirmasi akan segera membuka pusat data kedua di Irlandia, dan satu lagi di wilayah Hamar di Norwegia. Pusat data ini akan dioperasikan oleh pihak ketiga yang dirahasiakan.
“Pendekatan kami sangat terbuka untuk pemerintah, regulator, dan ahli untuk memberi kami nasihat dan nasihat mereka tentang bagaimana kami dapat melakukan ini lebih efektif,” tambah Bertram.
China sendiri telah lama memblokir sejumlah besar platform media sosial asing dan aplikasi perpesanan, termasuk YouTube, Twitter, Facebook dan Instagram.
“Pemerintah AS telah melampaui konsep keamanan nasional dan menyalahgunakan kekuasaan negara untuk menekan perusahaan negara lain”, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam forum pengarahan harian.
“Betapa tidak yakinnya AS, negara adikuasa top dunia, takut pada aplikasi favorit anak muda sedemikian rupa?”
Gedung Putih memberikan waktu 30 hari kepada semua lembaga federal, dalam sebuah pedoman yang dikeluarkan hari Senin, untuk menghapus TikTok dari semua perangkat pemerintah.
Komentar
Posting Komentar