Sri Mulyani Sebut Pembiayaan Jadi Kendala Transisi Energi - Beritasatu

 

Sri Mulyani Sebut Pembiayaan Jadi Kendala Transisi Energi

Kamis, 30 Maret 2023 | 21:16 WIB
Arnoldus Kristianus / FER
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga uap.
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga uap. (Antara)

Bali, Beritasatu.com - Upaya transisi energi masih terkendala besarnya pembiayaan untuk menutup Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara. Pemerintah sendiri menargetkan untuk mencapai target nol emisi di tahun 2060 atau bahkan lebih cepat.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, negara-negara anggota ASEAN masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil untuk ekonomi hingga pembangunan industri.

"Bahan bakar fosil menyumbang lebih dari 75% bauran energi pada tahun 2019, energi terbarukan hanya menyumbang 14%," kata Sri Mulyani, dalam Southeast Asia Development Symposium (SEADS) 2023: Imaging A Net Zero ASEAN di Bali International Convention Center, Kamis (30/3/2023).

Advertisement

Menurut Sri Mulyani, negara-negara ASEAN berupaya meningkatkan transisi energi melalui kontribusi energi terbarukan sebesar 20 sampai 23% pada tahun 2025, Indonesia juga memiliki ambisi yang sama.

"Untuk mencapai 23% energi terbarukan ini dalam bauran energi. Wilayah ini perlu menginvestasikan US$ 27 miliar dalam energi terbarukan setiap tahun. Tapi dari 2016 sampai 2021 kita hanya menarik US$ 8 miliar per tahun untuk energi terbarukan, jadi kurang dari 1/3," ucapnya.

Sri Mulyani menuturkan, untuk Indonesia sendiri memiliki tantangan yang lebih besar. Pasalnya, Indonesia termasuk produsen batu bara terbesar di dunia. PLTU batu bara sebenarnya meningkat lebih dari 60% dari total bauran energi di Indonesia.

"Upaya mencapai target penurunan emisi tidak bisa dilakukan tanpa mengurangi jumlah PLTU batu bara," tandasnya.

Menurut Sri Mulyani, upaya untuk mencapai target transisi energi dan nol emisi tidak bisa dilakukan tanpa upaya untuk melakukan penutupan PLTU. Sebabnya, Indonesia sebenarnya masih mengandalkan bahan bakar fosil, termasuk batu bara merupakan tantangan bagi Indonesia.

“Pembangkit listrik batu bara sebenarnya meningkat lebih dari 60% dari total bauran energi di Indonesia. Untuk dapat menghasilkan net zero emisi kami pada tahun 2060 atau lebih awal, tidak mungkin tanpa mengatasi masalah pembangkit listrik inti ini,” pungkas Sri Mulyani.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Bagikan

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Tekno 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)