Pencurian Data BSI Diduga Sudah Dimulai Sejak Libur Lebaran By BeritaSatu

Pencurian Data BSI Diduga Sudah Dimulai Sejak Libur Lebaran

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
April 19, 2023
Nasabah melakukan transaksi di kantor BSI di Jakarta, Jumat, 12 Mei 2023.
Nasabah melakukan transaksi di kantor BSI di Jakarta, Jumat, 12 Mei 2023.

Jakarta, Beritasatu.com - Pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya menduga pencurian data BSI yang dilakukan oleh geng hacker LockBit sudah dilakukan sejak libur Lebaran. Pasalnya data yang dicuri sangat besar mencapai 1.5 TB.

"Proses pencurian data 1,5 TB membutuhkan waktu yang sangat panjang. Jika pencurian data dilakukan non stop 24 jam saja dengan kecepatan 25 Mbps, maka membutuhkan waktu enam hari. Namun jika dilakukan dengan hati-hari untuk menghindari kecurigaan korban, diperkirakan waktu yang dibutuhkan adalah 12 hari. Jadi aksi peretasan diperkirakan terjadi sejak libur Lebaran," kata Alfons Tanujaya dalam keterangan resminya, Sabtu (13/5/2023).

Geng LockBit sebelumnya mengaku sebagai aktor di balik gangguan layanan BSI sejak Senin (8/5/2023). LockBit juga mengaku telah mencuri 15 juta catatan pelanggan, informasi karyawan, dan sekitar 1,5 TB data internal. Mereka selanjutnya mengancam akan merilis semua data di web gelap jika negosiasi gagal.

Alfon mengingatkan, ancaman geng hacker LockBit ini tidak sekedar gertak sambal. Ia juga mengingatkan BSI untuk menghitung segala risiko sebelum mengambil keputusan.

"Lockbit tidak sekadar gertak sambal dan membuktikan kalau memang berhasil mencuri dan mengenkripsi 1.5 TB data BSI. Jika Anda perusahaan besar dan mengalami kebocoran data, bersikaplah sebagai perusahaan besar. Hitung resiko dan biaya sebelum mengambil keputusan," kata Alfons.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

URL berhasil di salin.

Sebelumnya, Dirut BSI Hery Gunardi mengatakan, pihak BSI menemukan indikasi dugaan serangan siber, yang membuat mereka perlu mematikan sistem untuk memastikan keamanannya. Namun terkait dugaan itu, ia menyebut perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik. Dalam hal ini BSI terus berkoordinasi dengan stakeholder terkait.

"Terkait dengan dugaan serangan siber, pada dasarnya perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik. BSI terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait baik regulator, OJK, BI, pemegang saham, stakeholder lain, termasuk juga pemerintah," kata Hery Gunadi, Kamis (11/5/2023).

Hery juga menyampaikan bahwa proses normalisasi layanan BSI dilakukan dengan baik. BSI juga menegaskan, dana dan data nasabah tetap aman di BSI.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

URL berhasil di salin.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Tekno 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)