Indonesia Peringkat Bawah Kecepatan Internet di ASEAN, tapi Seburuk Itukah?
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F1597579860.jpg)
Jakarta, Beritasatu.com– Ambisi Indonesia untuk menjadi raksasa ekonomi digital di ASEAN tampaknya masih harus menempuh perjalanan panjang dan penuh tantangan. Hal ini disebabkan oleh kondisi jaringan internet yang masih memprihatinkan di Tanah Air.
Menurut data Speedtest Global Index by Ookla, kecepatan internet seluler (mobile) di Indonesia berada di peringkat kesembilan dari 10 negara yang diukur di Asia Tenggara, dan peringkat ke-99 secara global pada Mei 2023. Indonesia bahkan kalah dari Kamboja dan Filipina yang memiliki tingkat ekonomi yang lebih rendah. Hanya Myanmar yang berada di peringkat di bawah Indonesia.
BACA JUGA
Kecepatan internet seluler di Indonesia untuk aktivitas unduh (download) hanya mencapai 22,33 megabit per detik (Mbps), dengan peningkatan keterlambatan pengiriman data (latency) dari 18 milidetik (ms) pada April 2023 menjadi 27 ms pada Mei 2023.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg.beritasatu.com%2Fberitasatu%2Foriginal%2F2023%2F06%2F1687665892-674x809.webp)
Sementara itu, dalam kategori kecepatan internet melalui kabel fiber optik (fixed broadband), Indonesia berada di peringkat ke-8 di Asia Tenggara dan peringkat ke-121 secara global. Indonesia hanya unggul dari Kamboja, Myanmar, dan Timor Leste. Kecepatan internet melalui kabel di Indonesia mencapai 26,90 Mbps untuk unduh, 14,53 Mbps untuk unggah, dan latency sebesar 7 ms.
Dalam kategori lima besar negara dengan kecepatan internet seluler terbaik di Asia Tenggara, Brunei berada di peringkat pertama dan peringkat ke-18 secara global dengan kecepatan 85,75 Mbps. Sementara itu, Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Thailand menduduki peringkat kedua hingga kelima.
Sedangkan untuk kecepatan internet melalui kabel terbaik di Asia Tenggara, Singapura berada di peringkat pertama secara global dengan kecepatan 241,35 Mbps, diikuti oleh Thailand, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sebagian besar masyarakat Indonesia sebenarnya telah menggunakan internet. Berdasarkan proyeksi riset dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 210 juta pada tahun 2020, meningkat sekitar 3,5% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 202,6 juta.
Namun, organisasi regional Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), yang fokus pada upaya memperjuangkan hak-hak digital di kawasan Asia Tenggara, mengungkapkan bahwa sekitar 212,9 juta penduduk Indonesia atau 77% dari total populasi sudah dapat mengakses internet, sementara masih terdapat 63,5 juta jiwa atau 23% yang belum dapat mengakses internet pada kuartal I-2023.
BACA JUGA
Akses internet memiliki hubungan langsung dengan ekonomi digital. Menurut laporan studi riset dari Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2022 mencapai US$ 77 miliar atau sekitar Rp 1.141,49 triliun, tumbuh 22% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$ 63 miliar atau sekitar Rp 933,91 triliun. Angka tersebut diprediksi akan mencapai US$ 220-236 miliar pada tahun 2030.
Namun, adanya kecepatan internet yang lebih rendah di Indonesia dibandingkan negara-negara lain di ASEAN dapat menghambat target Indonesia untuk menjadi raksasa ekonomi digital di ASEAN dengan nilai US$ 230-260 miliar pada tahun 2030.
Menurut Ridwan Effendi, pengamat teknologi informasi dan komunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), kecepatan internet seluler dan kabel di Indonesia dikategorikan sebagai lambat karena dilihat dari para pengguna yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air. Keberagaman cakupan sinyal dari base transceiver station (BTS) 2G-5G dan kekuatan sinyal yang berkorelasi dengan jarak BTS yang berbeda-beda di wilayah Indonesia yang luas menjadi faktor utama.
Muh Arif, Ketua Umum APJII, juga mengungkapkan bahwa variasi kecepatan internet di Indonesia disebabkan oleh faktor geografis dan perkembangan infrastruktur. Sebagai contoh, kecepatan rata-rata unduh tertinggi sebesar 17,5 Mbps terjadi di wilayah Jakarta Raya. Hal ini menunjukkan bahwa infrastruktur digital di daerah perkotaan, seperti Jakarta, sudah cukup matang. Namun, di beberapa daerah lain, terutama di daerah perdesaan dan terpencil, kualitas dan kecepatan internet masih perlu ditingkatkan.
Meskipun demikian, perlu diakui bahwa kecepatan internet di Indonesia terus mengalami peningkatan. Kecepatan unduh rata-rata jaringan 5G pada Mei 2022 mencapai 64,3 Mbps, sementara jaringan 4G mencapai 16,4 Mbps. Sedangkan kecepatan unggah rata-rata jaringan 5G adalah 19,6 Mbps, sedangkan jaringan 4G adalah 7,4 Mbps.
"Jadi, kecepatan unduh dan unggah pada jaringan 5G jauh lebih cepat daripada jaringan 4G," kata Muh Arif.
Artikel ini sudah tayang di Investor.id dengan judul Jalan Terjal Menjadi Raksasa Ekonomi Digital
Saksikan live streaming program-program BTV di sini