Raksasa-raksasa Teknologi AS Sepakat Berikan Watermark pada Konten Buatan AI
Washington, Beritasatu.com - Perusahaan-perusahaan kecerdasaan buatan (artificial intelligence/AI), termasuk OpenAI, Alphabet, dan Meta Platforms, akan memberikan tanda (watermark) pada konten yang dihasilkan oleh AI, untuk menjadikan teknologi tersebut lebih aman. Demikian diumumkan langsung oleh Presiden AS Joe Biden pada Jumat (21/7/2023) waktu setempat.
"Komitmen ini adalah langkah yang menjanjikan, tetapi kita masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan bersama-sama," ujar Biden.
Biden menanggapi kekhawatiran yang semakin meningkat tentang potensi kecerdasan buatan digunakan untuk tujuan yang merusak, dan menyatakan bahwa kita harus berpandangan jernih dan waspada terhadap ancaman terhadap demokrasi Amerika Serikat dari teknologi baru.
BACA JUGA
Perusahaan-perusahaan yang berkomitmen ini juga termasuk Anthropic, Inflection, Amazon.com, dan mitra OpenAI, Microsoft. Mereka berjanji untuk melakukan pengujian yang menyeluruh sebelum merilis sistem AI dan berbagi informasi tentang cara mengurangi risiko serta berinvestasi dalam keamanan siber.
Langkah ini dianggap sebagai kemenangan bagi upaya pemerintahan Biden dalam mengatur teknologi Ai yang semakin populer akhir-akhir ini.
"Kami menyambut kepemimpinan presiden dalam mengumpulkan industri teknologi untuk merumuskan langkah-langkah konkret yang akan membantu menjadikan AI lebih aman, lebih terjamin keamanannya, dan lebih bermanfaat bagi publik," tulis Microsoft.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sejak AI generatif, yang menggunakan data untuk menciptakan konten baru seperti tulisan manusia dalam ChatGPT, menjadi sangat populer, para pembuat kebijakan di seluruh dunia mulai mempertimbangkan cara untuk mengurangi bahaya dari teknologi baru ini terhadap keamanan nasional dan ekonomi.
Uni Eropa telah bergerak lebih cepat dalam menangani regulasi kecerdasan buatan. Pada bulan Juni, para pembuat undang-undang di Uni Eropa sepakat pada sejumlah aturan di antarabnya sistem seperti ChatGPT harus mengungkapkan bahwa konten yang dihasilkan adalah buatan AI, membantu membedakan gambar deep-fake dari gambar asli, dan menjamin perlindungan terhadap konten ilegal.
BACA JUGA
Kongres AS tengah mempertimbangkan sebuah rancangan undang-undang yang akan mensyaratkan iklan politik untuk mengungkapkan apakah AI digunakan untuk menciptakan gambar atau konten lainnya.
Biden, yang menerima eksekutif dari tujuh perusahaan tersebut di Gedung Putih pada hari Jumat, mengatakan bahwa dia juga sedang bekerja untuk mengembangkan perintah eksekutif dan undang-undang lintas partai tentang teknologi AI.
"Kita akan melihat lebih banyak perubahan teknologi dalam 10 tahun mendatang, atau bahkan dalam beberapa tahun mendatang, daripada yang telah kita lihat dalam 50 tahun terakhir," kata Biden.
Sebagai bagian dari upaya ini, ketujuh perusahaan tersebut berkomitmen untuk mengembangkan sistem watermark untuk semua jenis konten, mulai dari teks, gambar, audio, hingga video yang dihasilkan oleh AI, sehingga pengguna akan tahu kapan teknologi ini telah digunakan.
Watermark, yang tertanam secara teknis dalam konten, diduga akan memudahkan pengguna untuk mengidentifikasi gambar atau audio deep-fake yang bisa dimanipulasi untuk menyebarkan disinformasi.
Namun, masih belum jelas bagaimana bentuk watermark dalam konten-konten yang dibuat AI. Perusahaan-perusahaan tersebut juga berjanji untuk fokus pada perlindungan privasi pengguna seiring perkembangan AI dan memastikan teknologi ini bebas dari bias dan tidak digunakan untuk mendiskriminasi kelompok tertentu. Komitmen lainnya termasuk mengembangkan solusi AI untuk masalah-masalah ilmiah seperti penelitian medis dan mengurangi dampak perubahan iklim.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar