AS Yakin Huawei Tak Bisa Produksi HP Canggih Secara Massal
Pemerintah AS tak menemukan bukti kalau Huawei bisa memproduksi HP dengan teknologi baru secara massal atau dengan jumlah banyak.
Hal ini diutarakan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo untuk mengomentari perilisan Mate 60 Pro, yang dipercaya menggunakan chip yang relatif canggih (7nm) buatan Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC).
"Kami tak menemukan bukti kalau mereka bisa memproduksi (chip) tujuh nanometer dalam jumlah banyak," kata Raimondo dalam rapat dengar pendapat di kongres AS, seperti dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (21/9/2023).
Sebenarnya chip 7 nm ini berjarak sekitar dua generasi di belakang Apple dan silikon Qualcomm, yang menggunakan arsitektur 5nm dan 4nm. "Mate 60 Pro menunjukkan teknologi China bisa membuat chip 7 nm dengan mesin yang lama," cetus Kim Yang-paeng, peneliti di Korea Institute for Industrial Economics and Trade.
Diduga kuat, perusahaan SMIC di China yang membuat chip 7nm itu memanfaatkan mesin DUV (deep ultraviolet) buatan perusahaan Belanda, ASML. Mesin ini sebenarnya ditujukan untuk membuat chip di atas 10 nm sehingga jika dipaksakan untuk membuat chip 7nm, tingkat kegagalannya tinggi.
Seperti diketahui, sejak 2019 AS sudah mematikan hubungan Huawei dengan penyedia teknologi pembuatan chip karena perusahaan asal China itu dianggap sebagai ancaman keamanan nasional AS, yaitu dianggap bisa memata-matai jaringan telekomunikasi AS.
Dan, Kementerian Perdagangan AS saat ini masih terus mencari informasi lebih lanjut soal pihak-pihak yang dianggap berpotensi melanggar sanksi perdagangan mereka sehingga chip Huawei itu bisa dibuat.
Raimondo pun mengaku kesal membaca laporan terkait HP Huawei yang menggunakan chip canggih tersebut. Sementara itu beberapa anggota kongres AS menyarankan agar Kementerian Perdagangan AS melarang ekspor teknologi dalam segala bentuk ke Huawei dan SMIC, dan Raimondo tidak berkomentar apapun soal permintaan ini.
Komentar
Posting Komentar