Kisah Konten Kreator yang Perekonomiannya Membaik dari TikTok Shop
Jakarta, Beritasatu.com - Polemik TikTok Shop masih terus bergulir hingga saat ini. Pro dan kontra pun masih terus saja berdatangan. Baik dari mereka yang memang menggunakan media sosial tersebut sebagai salah satu cara untuk mendapatkan penghasilan, atau yang tidak.
Salah satunya adalah akun @citra_hanisah yang telah menggunakan TikTok Shop sejak tahun 2021, ketika pandemi Covid-19 berlangsung. Dia mengaku bahwa perekonomiannya terbantu sejak bergabung dengan TikTok Shop.
"Biasanya, saya dan suami membagi waktu. Sejak kami bisa live selling, kami bergantian menjalankan bisnis. Misalnya, jika saya harus mengurus anak atau memasak, dia yang menjadi host. Sebaliknya, jika suami sedang mengantar anak ke sekolah atau berbelanja stok untuk warung, saya yang menjadi host," jelas Citra mengutip laman TikTok nya Selasa (26/9/2023).
Sebagai salah satu strategi pemasaran digital, program afiliasi sangat diminati oleh penjual di platform online. Program ini memberdayakan individu yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan dengan modal seminimal mungkin. Melalui program afiliasi, mereka dapat menghasilkan komisi dari setiap produk yang terjual melalui tautan yang mereka bagikan. Oleh karena itu, interaksi menjadi kunci keberhasilan program afiliasi.
Menurut Citra, perekonomiannya semakin membaik sejak bergabung dengan TikTok Shop. Keluarganya pun menjadi lebih bersatu karena ia dan suaminya dapat bekerja bersama di rumah, mengurus anak, dan mencari nafkah tanpa harus meninggalkan rumah. Kini, keluarga Citra memiliki dua sumber pendapatan, pertama dari warung mereka dan yang lainnya dari TikTok.
"Pendapatan kami semakin besar. Sebelumnya, pendapatan dari warung hanya cukup untuk makan sehari-hari. Sekarang, kami dapat makan setiap hari. Alhamdulillah, tambahan pendapatan dari TikTok sangat membantu. Kami dapat memenuhi kebutuhan keluarga, terutama anak-anak. Yang tadinya kami tidak pernah bisa memberi anak-anak pengalaman wisata, bahkan hanya ke Ancol, sekarang bisa. Kami dapat memenuhi keinginan mereka dengan mudah," ujar Citra.
Citra bukanlah satu-satunya yang merasakan manfaat ini. Hariyati Mulyaningsih, seorang ibu rumah tangga berusia 30 tahun, awalnya tidak pernah membayangkan bahwa pekerjaan afiliasi, yang tugasnya hanya mempromosikan produk orang lain, dapat menjadi profesi yang menjanjikan. Dia mengaku bahwa program afiliasi baru dikenalnya setelah memulai berjualan melalui media sosial yang sedang naik daun, TikTok.
"Bayangkan, saya, seorang ibu rumah tangga, dapat menghasilkan uang tanpa harus meninggalkan rumah. Saya kini bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa khawatir tentang harga. Ini adalah hal yang tidak pernah saya bayangkan sepuluh tahun lalu. Semuanya berkat social commerce, saya dapat berjualan di TikTok," ujar pemilik akun TikTok @a.zeza.
Oleh karena itu, jika pemerintah memutuskan untuk melarang media sosial sebagai platform berjualan, Hariyati berpendapat bahwa ini akan merugikan banyak pihak. Menurutnya, sebagian besar teman-teman yang terlibat dalam program afiliasi adalah ibu-ibu tunggal. Mereka bergantung pada penghasilan dari berjualan di TikTok Shop. Bahkan, banyak orang yang tidak mau berbelanja lagi jika fitur belanja di TikTok dihapus.
"Kebijakan ini akan merugikan kami. Awalnya, kelebihan TikTok Shop adalah karena integrasinya. Jika dipisahkan, apakah kami harus membangun segalanya dari awal? Kami merasa bingung, sementara kami juga tidak dapat mengubah kebijakan pemerintah. Selain itu, tidak semua orang memiliki perangkat ponsel yang canggih. Jika mereka harus menginstal dua aplikasi terpisah, mungkin mereka akan enggan. Ini akan membuat proses berbelanja menjadi lebih rumit. Dampaknya pasti akan dirasakan oleh kami yang awalnya menikmati kemudahan berbelanja sambil melihat ulasan produk," papar Citra dengan panjang lebar.
Citra juga menyuarakan sentimen yang sama. Baginya, program afiliasi telah memberikan perubahan besar dalam kehidupannya. TikTok Shop mampu memberikan penghasilan tambahan melalui pemanfaatan waktu luang. Jika regulasi baru diterapkan dan media sosial serta e-commerce dipisahkan sepenuhnya, seperti yang diusulkan, maka program afiliasi akan terancam punah.
"Menjadi afiliasi memberi kesempatan bagi saya dan suami untuk bekerja bersama di rumah dan mendapatkan penghasilan. Awalnya, situasi keuangan kami sangat terbatas, tetapi sekarang kami dapat berkembang berkat adanya platform digital yang sangat membantu. Kami berharap pemerintah tidak memisahkan antara media sosial dan e-commerce. Ini sangat membantu bagi kami yang berada di lapisan masyarakat yang lebih kecil. Saya melihat teman-teman lain yang menjual fashion di kampung-kampung, jika mereka dibatasi, mereka akan kehilangan mata pencaharian mereka," tutup Citra.
Komentar
Posting Komentar