Banyak Hoaks Konflik Israel-Hamas, Medsos Diminta Tanggung Jawab By BeritaSatu

 

Banyak Hoaks Konflik Israel-Hamas, Medsos Diminta Tanggung Jawab

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
Ilustrasi Media Sosial
Ilustrasi Media Sosial

Jakarta, Beritasatu.com – Konflik Israel dan kelompok militan Palestina Hamas semakin memanas, hingga memicu reaksi di seluruh dunia. Lebih dari satu minggu konflik ini berlangsung, menciptakan kekhawatiran di kalangan masyarakat global.

Namun, situasi ini juga menciptakan kekacauan informasi atau hoaks. Uni Eropa telah mengingatkan para pemilik media sosial untuk mengawasi dengan ketat penyebaran informasi terkait konflik ini. Mereka menginginkan agar informasi yang tersebar di media sosial akurat dan terpercaya.

Berikut media sosial yang diminta mengawasi hoaks terkait konflik Israel-Hamas.

X (Sebelumnya Twitter)
Komisioner Uni Eropa, Thierry Breton, telah mengirim surat kepada pemilik platform X, Elon Musk, untuk meminta investigasi terkait penyebaran disinformasi dan konten kekerasan terkait konflik Israel-Hamas pada Rabu (11/10/2023).

Surat tersebut meminta pemilik X untuk memastikan platformnya mematuhi peraturan tentang konten ilegal dan berbahaya. Tindakan ini diambil setelah X terindikasi menampilkan konten kekerasan dan informasi yang salah tentang perang Israel-Hamas.

Dalam tanggapannya, Kepala Eksekutif X, Linda Yaccarino, mengatakan telah menghapus ratusan akun terkait Hamas dan konten berbahaya serta sensitif di X.

Meta
Breton juga memperingatkan Meta, pemilik Facebook dan Instagram, untuk memantau informasi dengan sangat ketat sesuai dengan Digital Services Act (DSA) yang berlaku di Eropa.

Meta diberi waktu 24 jam untuk memberitahu langkah-langkah konkret yang telah diambil untuk melawan penyebaran disinformasi.

Dilansir BBC Internasional, seorang juru bicara Meta mengatakan perusahaan telah mengambil langkah cepat dengan membentuk tim operasi khusus yang dikelola para ahli.

Meta juga memperkerjakan penerjemah bahasa Ibrani dan Arab untuk memantau dan merespons situasi yang berkembang cepat ini. Pekerjaan akan terus dilakukan selama perang masih berlangsung.

TikTok
Selain Meta, Breton juga mengirimkan surat untuk CEO TikTok, Shou Zi Chew pada Kamis (12/10/2023). Shou diminta memberitahu komisi Eropa tentang bagaimana Tiktok melindungi remaja dari konten kekerasan dan informasi yang keliru seputar konflik Israel-Hamas.

Breton juga mendesak Tiktok untuk segera meningkatkan upaya perlindungan pada konten yang berpotensi ilegal, bersifat propaganda, dan sensitif beredar di platform tersebut.

Menanggapi hal ini, TikTok telah mengerahkan karyawan untuk menghapus konten dan akun yang bersinggungan dengan konflik Israel-Hamas.

Sebagai informasi, DSA adalah sebuah peraturan yang berlaku di wilayah Eropa. Peraturan ini mengharuskan platform media sosial, seperti Tiktok, X, Facebook, dan Instagram untuk segera menghapus konten ilegal. Jika terbukti melanggar, perusahaan akan dikenakan denda sebesar 6% dari pendapatan global tahunannya.

Baca Juga

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)