Awas!, Aplikasi Buatan Israel yang banyak digunakan di Indonesia
Gadget - Mari mengenal aplikasi asal Israel yang banyak dipakai orang Indonesia di tengah konflik terbuka yang belum mereda hingga saat ini.
serangan membabi buta yang masih terus dilakukan Israel terhadap Palestina. Kekejaman militer Israel mengundang keprihatinan dan kutukan keras dari masyarakat berbagai belahan dunia.
Sikap keprihatinan tersebut seketika dibarengi juga dengan aksi boikot produk-produk Israel untuk menekan kekuatan suplai amunisi tentara Israel. Termasuk juga dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
Terdapat berbagai produk negara zionis yang sudah diboikot masyarakat. Namun Israel tidak hanya sebatas produk namun mereka juga mempunyai banyak startup atau perusahaan rintisan di berbagai bidang.
Dilansir dari berbagai sumber, Rabu (15/11/2023), setidaknya terdapat lebih dari 6.000 startup yang berasal dari Israel dan mayoritas bergerak di industri teknologi tinggi.
Beberapa di antaranya merupakan aplikasi yang sudah tersohor di tengah masyarakat Indonesia. Berikut adalah aplikasi asal Israel yang banyak dipakai oleh orang Indonesia.
1. Helios
Helios adalah startup yang melayani pengguna untuk memecahkan masalah, memahami, dan menguji semua layanan dan aplikasi mereka. Startup ini juga dapat mempelajari bug dan juga mendapatkan data untuk ditindaklanjuti.
Perusahaan yang berbasis di ibukota, Tel Aviv, ini didirikan oleh sosok Eli Cohen dan Ran Nozik. Perusahaan ini memiliki pendanaan sebesar USD5 juta. Termasuk di dalamnya pendanaan dari Entree Capital dan Amiti Ventures.
2. Tailor Brands
Perusahaan rintisan yang satu ini bergerak dalam bidang teknologi dan pemasaran yang didirikan pada tahun 2014. Tailor Brands menggunakan teknologi AI dan menyediakan logo dan situs web yang dipersonalisasi dan juga dapat membentuk LLC.
Pendirinya yaitu Nadav Shatz, Tom Lahat, dan Yali Saar. Pendanaannya mencapai USD70,6 juta dengan berbagai investor termasuk GoDaddy dan Pitango VC.
3. Waze
Waze merupakan layanan peta digital dengan data real time dari para penggunanya. Layanan aplikasi ini akan memberikan rute perjalanan terbaik dengan mengukur segala sesuatu yang terjadi di jalanan, seperti kemacetan dan kecelakaan.
Aplikasi Waze merupakan program aplikasi navigasi geografis yang berbasis GPS yang kerap digunakan di smartphone dengan dukungan GPS dan tampilan layar.
Jumlah pengguna aktif Waze di Indonesia lebih dari 3 juta setiap bulannya. Pada tahun 2010, Waze Ltd mengumpulkan USD25 juta pada putaran pendanaan kedua.
Kemudian pada tahun 2011, Waze menghasilkan uang melalui iklan berbasis lokasi dan berekspansi ke Asia, dengan mengumpulkan dana tambahan sebesar USD30 juta.
Aplikasi ini banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia karena mampu menunjukkan data versi real time pengguna.
Waze juga memberikan rute terbaik dengan berbagai informasi seperti kecelakaan maupun kemacetan. Pada 2013 silam, Google membeli Waze dengan harga USD1,1 miliar atau setara Rp1,7 triliun.
4. Jolt
Jolt adalah startup teknologi pendidikan atau edtech yang menarik perhatian publik dunia. Lulusan dari program ini dilaporkan telah bekerja di Uber, Netflix, Shopify, Facebook, dan YouTube.
Perusahaan rintisan ini didirikan pada tahun 2015 oleh Lior Frenkel, Nadav Leshem, Nitzan Cohen Arazi, dan Roei Deutsch.
Perusahaan ini telah mengumpulkan dana sebesar USD23,3 juta dengan investor termasuk Balderton Capital, Octopus Ventures, UpWest, dan Hillsven Capital.
5. Firebolt
Firebolt berlokasi di Tel Aviv dan mengembangkan layanan data cloud bagi pengguna untuk menyederhanakan akses ke wawasan dan kemampuan analisis mereka.
Pengguna juga dapat melakukan analisis sub-detik dan memanfaatkan teknologi komputasi dan penyimpanan yang dioptimalkan.
Startup Firebolt didirikan pada tahun 2019. Perusahaan ini didirikan oleh Ariel Yaroshevich, Eldad Farkash, dan Saar Bitner. Perusahaan rintisan ini telah mendapatkan pendanaan sebesar USD26 juta dari berbagai investor, termasuk Alkeon Capital.
Komentar
Posting Komentar