- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Senin, 18 Desember 2023 | 16:12 WIB
Penulis: Jayanty Nada Shofa | Editor: HE
Penulis: Jayanty Nada Shofa | Editor: HE
![Ilustrasi mobil listrik.](https://img2.beritasatu.com/cache/beritasatu/960x620-3/1662536200_4000_2667.jpg)
Jakarta, Beritasatu.com - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Jepang di Tokyo menghasilkan kemajuan dalam upaya membangun ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di kawasan ASEAN.
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan, pemerintah Jepang berkomitmen memberikan pendanaan sebesar US$ 1 miliar untuk proyek kerja sama di bidang EV. Dukungan ini merupakan bagian dari ASEAN-Japan Co-Creation Initiative for the Next Generation Automotive Industry, yang mencakup kerja sama di industri otomotif masa depan.
BERITASATU WA CHANNEL
“Jepang menyiapkan dana US$ 1 miliar untuk implementasi proyek kerja sama pengembangan ekosistem kendaraan listrik di kawasan,” ujar Retno Marsudi kepada wartawan di Tokyo, dikutip Senin (18/12/2023).
ADVERTISEMENT
KTT di Tokyo tersebut mengadopsi rencana implementasi terkait kerja sama ASEAN-Jepang ke depannya. Dokumen implementation plan menyatakan bahwa ASEAN dan Jepang akan menjajaki kerja sama di bidang industri otomotif generasi selanjutnya. Kerja sama ini bisa meliputi pengembangan master plan oleh lembaga riset ERIA, bekerja sama dengan Asia Zero Emission Community (AZEC), serta menciptakan portofolio diversifikasi produksi dan ekspor EV. Sebagai informasi, AZEC adalah platform bagi negara-negara Asia yang fokus di bidang dekarbonisasi.
Jepang sebelumnya juga telah sepakat membantu ASEAN membangun ekosistem EV di kawasan melalui mekanisme ASEAN Plus Three, yang melibatkan kerja sama dengan Tiongkok dan Korea Selatan.
Langkah-langkah harmonisasi regulasi di kawasan, termasuk standar colokan listrik, menjadi fokus dalam pernyataan ASEAN Plus Three, dengan tujuan memfasilitasi perdagangan EV antarnegara anggota.
BACA JUGA
Indonesia sendiri sebagai anggota ASEAN tengah mendorong adopsi kendaraan listrik di dalam negeri dengan memberikan berbagai insentif. Laporan AC Ventures dan AEML menyebutkan, potensi pasar ekosistem kendaraan listrik di Indonesia bisa mencapai US$ 20 miliar pada 2030.
Komentar
Posting Komentar