Badai PHK Melanda Google-Discord, AI Jadi Biang Keroknya?
Jakarta -
Sederet perusahaan teknologi mengawali tahun baru 2024 dengan pengumuman PHK besar-besaran. Banyak yang bilang, hal ini terjadi bersamaan dengan peningkatan investasi pada sistem kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).
Dilansir dari CNN, Minggu (14/1/2024), banyak PHK dilakukan setelah perusahaan berinvestasi besar pada teknologi AI. Perusahaan menyebut, realokasi sumbr daya ini dilakukan untuk memaksimalkan pengembangan AS.
Jadi makin banyak perusahaan yang secara eksplisit menyebut AI sebagai alasan untuk menghitung kembali jumlah pegawai mereka. Gejolak ini membuat para pegawai resah, karena di masa depan AI akan mengubah lanskap bisnis perusahaan yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari catatan CNN lebih dari 5.500 pekerja di sektor teknologi kena PHK dalam waktu kurang dari dua minggu di tahun 2024 ini. Gelombang PHK ini terjadi di berbagai level mulai dari perusahaan besar hingga startup kecil.
Bahkan, raksasa teknologi sekelas Google dan Amazon telah mengawali tahun ini dengan pengumuman PHK besar-besaran yang berdampak pada ratusan pekerja di berbagai divisi bisnis. Pengumuman PHK di Google dan Amazon terjadi beberapa bulan setelah kedua perusahaan secara terpisah mengumumkan investasi bernilai miliaran dolar ke startup AI Anthropic.
Lalu, ada juga Discord yang mengatakan telah memangkas 17% stafnya. Unity Software, pembuat teknologi yang digunakan dalam game, ikut serta mengumumkan PHK dengan memangkas 25% tenaga kerjanya. Terakhir ada aplikasi belajar bahasa, Duolingo, yang mengatakan telah melakukan PHK sekitar 10% pekerja kontraknya.
Berdasarkan data Layoffs.fyi, tercatat dua tahun ke belakang industri teknologi diterpa badai PHK tak berkesudahan. Ada 262.682 PHK di industri teknologi pada tahun 2023, setelah 164.969 PHK di tahun 2022.
Meskipun tak bisa dipungkiri AI berpotensi membuat pekerja kehilangan pekerjaan, tapi tidak semua PHK yang terjadi baru-baru ini di industri teknologi terkait langsung dengan penerapan AI yang dilakukan berbagai perusahaan.
Roger Lee, pendiri startup Layoffs.fyi mengatakan ada satu faktor penting yang membuat banyak perusahaan teknologi melakukan PHK. Hal itu adalah sistem perekrutan yang berlebihan, khususnya di masa pandemi.
Banyak perusahaan teknologi sampai saat ini masih berusaha memperbaiki perekrutan mereka yang berlebihan selama lonjakan pandemi. Merebaknya pandemi COVID-19 menyebabkan melonjaknya permintaan akan layanan digital karena masyarakat di seluruh dunia terpaksa bekerja, bersosialisasi, dan berbelanja dari rumah.
Dengan latar belakang tersebut, industri teknologi melakukan perekrutan secara besar-besaran. Namun seiring dengan pelonggaran pembatasan akibat pandemi pada tahun-tahun berikutnya dan ketidakpastian makroekonomi yang lebih luas, industri teknologi mengalami kemunduran terbesar sejak kehancuran dot-com pada tahun 2000.
Faktor ini menurut Roger Lee yang menjadi hal utama terjadinya PHK terhadap puluhan ribu pekerjaan secara berturut-turut. Lee juga mengatakan kondisi suku bunga yang tinggi dan kemerosotan teknologi juga menjadi biang kerok badai PHK.
(hal/kil)
Komentar
Posting Komentar