Elit Global Ramai Cemaskan Bahaya AI - detik - Opsitek

Informasi Teknologi Pilihanku

demo-image

Post Top Ad

demo-image

Elit Global Ramai Cemaskan Bahaya AI - detik

Share This
Responsive Ads Here

 

Elit Global Ramai Cemaskan Bahaya AI

By Fino Yurio Kristo
detikcom
January 20, 2024
Foto: Shutterstock
Jakarta-

Tahun silam, para orang kaya elit global yang menghadiri konferensi Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, sangat antusias dengan kecerdasan buatan atau AI. Namun kini sebagian dari mereka menyuarakan kecemasan mengenai AI.

Dikutip detikINET dari Futurism, para orang berpengaruh di dunia mulai melihat betapa berbahayanya AI. "Tahun lalu, perbincangan [seputar AI] adalah wow. Sekarang apa saja risikonya? Apa yang harus kita lakukan agar AI dapat dipercaya?" kata wakil presiden urusan pemerintahan IBM, Chris Padilla.

Pekerjaan yang mulai hilang akibat kegilaan AI dan risiko disinformasi yang lebih merajalela saat pemilu misalnya, membhat mereka bertanya-tanya secara terbuka apakah dunia harus terus mengembangkan atau mengerem AI.

"Manusia harus mengendalikan mesin, bukan mesin yang mengendalikan kita. AI harus diarahkan ke arah yang kondusif bagi kemajuan umat manusia, sehingga harus ada garis merah dalam pengembangan AI, garis merah yang tidak boleh dilewati," kata Perdana Menteri China, Li Quang, dalam acara itu.

Bahkan CEO OpenAI Sam Altman, yang baru pertama kali menghadiri Davos, juga terindikasi kurang optimis. "Model gaya OpenAI bagus dalam beberapa hal, tetapi tidak bagus dalam situasi hidup dan mati," katanya.

Peringatan paling serius yang disampaikan dalam pertemuan puncak ini datang dari CEO Salesforce Marc Benioff, yang perusahaannya justru telah banyak berinvestasi dalam teknologi ini.

"Kami tidak ingin mengalami momen Hiroshima. Kami telah melihat teknologi menjadi sangat buruk, dan kami melihat Hiroshima, kami tidak ingin melihat AI Hiroshima," kata dia.

Ia mengaku sudah lama menyatakan bahaya yang ditimbulkan AI terhadap dunia. "Saya sebenarnya sudah mengatakan selama beberapa dekade bahwa AI bisa menjadi pencipta kesenjangan," ujarnya.

Highlight-light.1df972d1
Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages