Pengamat Energi Sarankan Indonesia Bangun Pabrik Baterai Berbahan Nikel
Jakarta, Beritasatu.com - Indonesia disebut harus membangun pabrik baterai berbahan nikel di dalam negeri untuk mewujudkan ekonomi yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkan pengamat Energi Iwa Garniwa yang juga Guru Besar Fakultas Teknik Elektro Universitas Indonesia (UI) sebagai respons atas pernyataan cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka dalam debat keempat Pilpres 2024.
Diketahui Gibran menyebut penggunaan lithium iron phosphate(LFP) untuk menggantikan nikel.
"Bangun pabrik baterai dengan kekuatan konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau undang investor asing untuk membangun pabrik baterai berbahan dasar nikel, namun kepemilikan harus didominasi pemerintah Indonesia," ujarnya dikutip dari Antara, Senin (22/1/2024).
Ia menegaskan, penggunaan LFP dan nikel bukanlah dua hal yang perlu untuk dipertentangkan, karena keduanya sama-sama dapat dikembangkan untuk mewujudkan ekonomi yang berkelanjutan.
"Saya melihat baik LFP maupun nikel dua-duanya dapat dikembangkan bukan dipertentangkan. Jadi, kebijakan nikel sebagai bahan baterai dapat diteruskan sambil mengikuti perkembangan teknologinya," ucapnya.
Namun, dirinya mengemukakan bahwa pengembangan teknologi baterai di Indonesia masih belum matang, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
"Penelitian mesti terus dilakukan agar teknologi baterai sudah lebih matang dan perkembangan dari waktu ke waktu tidak terlalu drastis. Jenis bahan baterai juga perlu terus dikembangkan agar lebih beragam. Oleh karena itu, Indonesia harus mampu melihat mana yang menguntungkan, utamanya dalam pengembangan industrialisasinya," paparnya.
Nikel
LFP
Energi
Simak berita dan artikel lainnya di Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp
Komentar
Posting Komentar