Airlangga ingin RI jadi basis produksi mobil listrik ASEAN-Australia
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pemerintah ingin menjadikan Indonesia sebagai basis produksi mobil listrik (EV) bagi kawasan Asia Tenggara dan Australia.
Pernyataan itu disampaikan Airlangga melalui pesan video saat peluncuran mobil listrik Omoda E5 Chery Indonesia di Jakarta, Senin malam.
Produsen mobil listrik itu meluncurkan Omoda E5 yang diproduksi di Indonesia dengan menggunakan konten lokal atau tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mencapai 40 persen. Indonesia menjadi negara pertama peluncuran kendaraan listrik itu.
"Kami mendorong produsen mobil listrik untuk segera melakukan pendalaman struktur, dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk ASEAN dan Australia, di samping untuk mendorong pasar domestik agar terus tumbuh," ujar Airlangga.
Ia juga meminta produsen itu mempertimbangkan investasi di bidang produksi baterai mobil listrik di Indonesia, karena menurut dia Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi bagian dari rantai pasok global untuk baterai mobil listrik (EV) sebagai hasil hilirisasi mineral, seperti nikel, aluminium dan tembaga.
Menurut data Kemenko Perekonomian, kontribusi ekspor produk otomotif nasional terhadap total ekspor produk manufaktur mengalami pertumbuhan pada 2023, mencapai 5,96 persen, meningkatkan dibandingkan tahun 2022, yang kontribusinya sebesar 5,14 persen.
Sementara itu, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada Desember 2023, penjualan kendaraan bermotor roda empat atau lebih tercatat sebanyak 85.284 unit. Sedangkan, secara kumulatif, penjualan kendaraan bermotor roda empat atau lebih pada 2023 adalah 1.005.802 unit.
Untuk penjualan domestik mobil listrik pada 2023 tercatat 17.147 unit dan ekspor mobil listrik tercatat 1.504 unit. Indonesia telah memproduksi mobil listrik sebanyak 15.358 unit dan mobil hybrid sebanyak 27.710 unit pada 2023.
Pemerintah mendukung percepatan implementasi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Indonesia melalui beberapa kebijakan, seperti insentif bea masuk atas impor KBLBB roda 4 sebesar 0 persen, baik dalam bentuk utuh (completely built up/CBU) maupun terurai lengkap (completely knocked down/CKD), serta insentif pajak penjualan barang mewah (PPnBM) untuk KBLBB roda 4 dalam rangka percepatan investasi industri KBLBB roda 4 di Indonesia.
"Pemerintah akan mendukung produsen untuk berinvestasi dan meningkatkan konten lokal. Saya berharap kehadiran Omoda E5 yang hari ini mulai diproduksi perdana di Indonesia dapat meningkatkan jumlah penggunaan mobil listrik di Indonesia dan meningkatkan daya saing dari industri otomotif," kata Airlangga.
Komentar
Posting Komentar