Dalam 4 Tahun Terakhir, Indonesia Turun Dari Ancaman Online - Selular ID - Opsitek

Informasi Teknologi Pilihan

demo-image

Post Top Ad

demo-image

Dalam 4 Tahun Terakhir, Indonesia Turun Dari Ancaman Online - Selular ID

Share This
Responsive Ads Here

 

Dalam 4 Tahun Terakhir, Indonesia Turun Dari Ancaman Online

Penulis : Febrian Fahusni

Indonesia Rentan Serangan Siber, Perlu Angkatan Perang Keempat

Selular.ID – Sebanyak 29.426.930 deteksi ancaman online yang terjadi di Indonesia, meskipun terlihat masih besar namun angka ini alami penurunan ketimbang tahun-tahun sebelumnya.

Perkembangan teknologi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat dan setiap perangkat mudah terhubung saat ini.

Mulai dari AI, IoT hingga 5G, bahkan kemudahan teknologi juga telah merambah ke lapisan paling sederhana dalam aktivitas manusia seperti gaya hidup misalnya.

Namun penerapan teknologi terkini tetap memerlukan kewaspadaan dan keamanan yang lebih besar dari dalam diri penggunanya.

Alasan dibalik hal ini adalah para pelaku kejahatan siber sadar akan peluang yang terbuka bagi teknologi baru untuk melakukan tindakan berbahaya mereka.

Menurut laporan terbaru Kaspersky, sebanyak 29.426.930 deteksi ancaman online berhasil diblokir oleh solusi perusahan keamanan siber selama periode Januari hingga Desember tahun lalu.

Jumlah tersebut menurun 28,30% dibandingkan 41.039.452 deteksi pada periode yang sama tahun 2022.
Secara keseluruhan, 31,4% pengguna diserang oleh ancaman yang ditularkan melalui web selama periode Januari hingga Desember pada tahun 2023.

Hal ini menempatkan Indonesia pada peringkat ke-86 di dunia dalam hal bahaya yang terkait dengan penjelajahan web.

Memanfaatkan kerentanan di browser, plugin (unduh melalui drive), dan rekayasa sosial masih menjadi metode utama penjahat dunia maya untuk melakukan penetrasi berbahaya ke dalam sistem.

Kaspersky mencatat bahwa sebagian besar upaya siber yang menargetkan pengguna online di Indonesia terjadi pada tahun 2021.

Hal ini kemungkinan besar terjadi karena peralihan ke sistem kerja jarak jauh yang banyak diterapkan oleh perusahaan dalam negeri sehingga menimbulkan banyak tantangan keamanan yang harus dihadapi.

Di sisi lain, Kaspersky mencatat bahwa tahun lalu, negara ini memiliki jumlah deteksi terendah sejak era pandemi muncul pada tahun 2020.

Meski mengalami penurunan, Indonesia mencatat cukup banyak insiden siber yang menyasar individu maupun organisasi dalam beberapa waktu terakhir pada tahun lalu.

BACA JUGA

Selular.ID – Sebanyak 29.426.930 deteksi ancaman online yang terjadi di Indonesia, meskipun terlihat masih besar namun angka ini alami penurunan ketimbang tahun-tahun sebelumnya.

Perkembangan teknologi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat dan setiap perangkat mudah terhubung saat ini.

Mulai dari AI, IoT hingga 5G, bahkan kemudahan teknologi juga telah merambah ke lapisan paling sederhana dalam aktivitas manusia seperti gaya hidup misalnya.

Namun penerapan teknologi terkini tetap memerlukan kewaspadaan dan keamanan yang lebih besar dari dalam diri penggunanya.

Alasan dibalik hal ini adalah para pelaku kejahatan siber sadar akan peluang yang terbuka bagi teknologi baru untuk melakukan tindakan berbahaya mereka.

Menurut laporan terbaru Kaspersky, sebanyak 29.426.930 deteksi ancaman online berhasil diblokir oleh solusi perusahan keamanan siber selama periode Januari hingga Desember tahun lalu.

Jumlah tersebut menurun 28,30% dibandingkan 41.039.452 deteksi pada periode yang sama tahun 2022.
Secara keseluruhan, 31,4% pengguna diserang oleh ancaman yang ditularkan melalui web selama periode Januari hingga Desember pada tahun 2023.

Hal ini menempatkan Indonesia pada peringkat ke-86 di dunia dalam hal bahaya yang terkait dengan penjelajahan web.

Memanfaatkan kerentanan di browser, plugin (unduh melalui drive), dan rekayasa sosial masih menjadi metode utama penjahat dunia maya untuk melakukan penetrasi berbahaya ke dalam sistem.

Kaspersky mencatat bahwa sebagian besar upaya siber yang menargetkan pengguna online di Indonesia terjadi pada tahun 2021.

Hal ini kemungkinan besar terjadi karena peralihan ke sistem kerja jarak jauh yang banyak diterapkan oleh perusahaan dalam negeri sehingga menimbulkan banyak tantangan keamanan yang harus dihadapi.

Di sisi lain, Kaspersky mencatat bahwa tahun lalu, negara ini memiliki jumlah deteksi terendah sejak era pandemi muncul pada tahun 2020.

Meski mengalami penurunan, Indonesia mencatat cukup banyak insiden siber yang menyasar individu maupun organisasi dalam beberapa waktu terakhir pada tahun lalu.

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages