Peretasan di antara Memutus Informasi dan Kebebasan Berpendapat - RRI

Peretasan di antara Memutus Informasi dan Kebebasan Berpendapat

Oleh: Iman
Editor: Ari Dwi P
21 Jan 2024 - 09:32
Pusat Pemberitaan
Peretasan di antara Memutus Informasi dan Kebebasan Berpendapat
Ilustrasi - Seorang peretas sedang menggunakan perangkat komputer dan jaringan untuk melakukan serangan siber. ANTARA/Shutterstock/am.

SIANG itu Jumat (12/1/2024) Indonesian Public Institute (IPI) sebagai tuan rumah menyiapkan diskusi webinar 'Kupas Tuntas Visi Kandidat Presiden dalam Debat Ketiga'. Tema webinar ini mengenai Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, Geo Politik dan Politik Luar Negeri.

Dalam webinar  yang dipandu salah satu peneliti IPI Abdan Sakura  ini, Direktur Eksekutif IPI Karyono tampil sebagai narasumber, bersama dengan Analis Geopolitik dan Hankam Yulis Susilawaty. Kemudian, Pemerhati Geopolitik Hendrajit dan mantan Kepala BAIS TNI Soleman B. Ponto.

Hendrajit tampil pertama dengan memaparkan pemikirannya terkait dengan tema webinar itu. Namun, baru beberapa menit menyampaikan pemikirannya, beberapa akun mencurigakan mulai masuk dengan menampilkan tayangan video porno yang dapat dilihat semua peserta.

Tayangan video porno itu, kontan membuat kehebohan para peserta webinar. Lantaran, tayangan video porno yang sengaja disisipkan orang tak bertanggung jawab tersebut.

“Disadap ini kita, disadap,” kata salah seorang peserta. Reaksi serupa juga ditunjukkan oleh peserta lain, mereka sama-sama sadar jika sudah dibajak.

Setelah beberapa menit penayangan, penyelenggara berhasil menghilangkan tayangan itu untuk beberapa saat.

Namun, webinar yang dipandu salah satu peneliti IPI Abdan Sakura kembali diretas. Abdan selaku moderator lantas mengambil keputusan untuk mengakhiri webinar tersebut pukul 14.44 WIB.

“Mohon maaf, rekan-rekan sekalian, webinar kita ahiri karena ada beberapa yang mencoba mengganggu. Terima kasih atas waktunya,” kata Abdan.

Karyono Wibowo menyayangkan peretasan diskusi online yang diselenggarakannya. Ia menduga peretasan itu terkait tema yang dibahas, yaitu isu pertahanan dan keamanan pascadebat capres.

"Kami merasa ada hubungannya, mungkin karena itu isu spesifik. Isu pertahanan dan keamanan yang menjadi isu debat," ujar Karyono dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Minggu (14/1/2024).

Ia menduga ada pihak-pihak yang tidak berkenan dengan isu yang menjadi tema diskusi tersebut. Meski demikian, Karyono menjadikan  peretasan itu sebagai bentuk pembelajaran karena peretasan itu tidak hanya sekali ini saja.

Saat itu, kata dia, penyelenggara mengatasi masalah peretasan itu. Yaitu dengan mengeluarkan akun peretas dari diskusi online tersebut.

"Akun peretas dikeluarkan lalu diskusi mulai lagi. Dan screen juga sudah di-lock, tapi tak lama kemudian ketika Pak Hendrajit memaparkan lagi, video tak senonoh itu muncul lagi dengan akun berbeda," ucapnya.

Karyono memperkirakan peretasan yang dilakukan dalam sebuah tim peretas yang tidak hanya satu orang. Karena peretasan terhadapi diskusi online yang diselenggarakannya sulit diatasi.

"Mereka cepat sekali masuk ya. Karena menjadi bagian peserta diskusi itu," kata Karyono.

Karyono mengungkapkan tidak ada pesan khusus dalam peretasan diskusi online yang diselenggarakannya. Namun para peretas hanya menampilkan video tak senonoh saja.

Selanjutnya, "Analisis Penyebab Diretas"

Komentar

Opsi Media Informasi Group

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsiin