Cara Google Pakai AI untuk Kelestarian dan Keberlanjutan Alam - medcom
Cara Google Pakai AI untuk Kelestarian dan Keberlanjutan Alam

Jakarta: Perubahan iklim mengancam planet kita, dan ini semakin nyata. Perusahaan seperti Google memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan untuk membantu manusia beradaptasi sekaligus mengurangi dampaknya.
Dalam sesi terbatas dengan beberapa wartawan dari Asia Pasifik baru-baru ini, Google memaparkan inisiatif yang disebut 'Google AI Now'. Memanfaatkan AI, beberapa peneliti menjelaskan proyek ambisius yang bertanggung jawab terkait konservasi tanah, laut, dan langit.
Salah satu contoh yang dibahas adalah proyek bernama AnthroKrishi. Dicoba di India, model AI ini menggunakan citra satelit untuk memetakan batas pertanian individu dan memantau tanaman sekaligus hasil panen. "Sudah saatnya kita mengambil aksi," ungkap Director of Google Research India Manish Gupta dalam paparannya.
Memetakan wilayah pertanian membantu menentukan cara mengoptimalkan hasil panen, dengan mengetahui letak jalur irigasi dan sumur. Selain itu, AI ini dapat mendeteksi bangunan lainnya dan wilayah tempat pepohonan tumbuh. Dengan begitu, setiap petani bisa memperkirakan wilayah yang layak ditanami dengan melihat batasan yang jelas.
Pada aspek lain, hasil analisis ini bisa membantu bank memberikan pinjaman berdasarkan kebutuhan dan mengoptimalkan program subsidi pemerintah. Tentunya, ada tantangan berupa perbedaan data lapangan dan menghubungkannya dengan database pemerintah, tetapi keterlibatan pemangku kepentingan tetaplah penting. Google tetap berkomitmen untuk mendorong dampak nyata melalui inovasi terbuka ini.
Upaya inovatif lainnya adalah prakiraan banjir. Model AI hidrologi global Google diklaim memperkirakan banjir hingga 7 hari sebelumnya, bahkan di wilayah yang kekurangan data dan rentan. Inovasi ini berpotensi menyelamatkan banyak nyawa dan memitigasi dampak buruk banjir, yang saat ini mengancam hampir seperlima populasi dunia.
Kemudian ada Project Green Light, yang diharapkan bisa mengatasi emisi perkotaan dengan memanfaatkan AI untuk mengoptimalkan lampu lalu lintas, mengurangi jumlah pemberhentian dan emisi di persimpangan masing-masing hingga 30% dan 10%. Inisiatif ini telah menunjukkan hasil positif di 12 kota di seluruh dunia.
Di sektor penerbangan, AI Google diterapkan untuk memitigasi penyebab awan contrail, yang menghasilkan es akibat pembekuan udara yang biasanya muncul pada sekitar pembuangan udara pesawat.
Dengan mengembangkan peta prakiraan, pilot dapat memilih rute yang meminimalkan pembentukan contrail, sehingga menawarkan jalan yang optimal untuk mengurangi emisi. Uji coba telah dimulai bersama American Airlines. Hasilnya menunjukkan bahwa AI memungkinkan pilot menghindari hingga 50% pembentukan contrail pada penerbangan tertentu.
MethaneSAT adalah proyek ambisius lainnya, yang memanfaatkan data satelit dan Google AI untuk mengidentifikasi dan melacak emisi metana, sehingga menampilkan informasi penting demi memitigasi potensi gas rumah kaca.
Sementara itu di Australia, Google bermitra dengan ahli biologi kelautan untuk menyelamatkan hutan rumput laut raksasa yang terancam punah akibat pemanasan laut. Dengan menganalisis ribuan citra satelit resolusi tinggi, AI dapat mempercepat penelitian genetik untuk mengidentifikasi rumput laut tahan panas yang dapat mengisi kembali terumbu karang yang semakin menipis.
Sembari mengejar tujuan AI yang ambisius, Google mengatakan pihaknya tetap bertanggung jawab melalui penelitian untuk memastikan manfaatnya lebih besar daripada dampak negatifnya. Para peneliti menekankan komitmen perusahaan terhadap kelestarian lingkungan dan pengembangan AI yang etis untuk meminimalkan potensi kerugian dari inovasi ini.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
(MMI)