Rabu
8Oct2025
Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
Ingin Cepat Kaya? Kerja, Jangan Judi - Kumpulan Informasi Teknologi Hari ini, Setiap Hari Pukul 16.00 WIB
Home Featured

Menkominfo Ingin Internet 100 Mbps, Pemerataan Belum Maksimal

7 min read

Menkominfo Ingin Internet 100 Mbps, Pemerataan Belum Maksimal

Menkominfo Ingin Internet 100 Mbps, Pemerataan Belum Maksimal | Opsitek-1

Menkominfo Ngebet Internet 100 Mbps, Padahal Pemerataan Belum Maksimal

Menkominfo Ingin Internet 100 Mbps, Pemerataan Belum Maksimal | Opsitek-2

JAKARTA, SELULAR.ID – Menteri Komunikasi dan Informatika atau Menkominfo, Budi Arie Setiadi belum lama ini ingin supaya penyedian layanan internet hanya menjual internet dengan kecepatan 100 Mbps.

Ketika Menkominfo mewacanakan kecepatan internet harus 100 Mbps, sejumlah daerah di Indonesia masing mengalami blank spot alias belum ada akses internet.

Jadi lebih penting manakah antara internet berkecepatan 100 Mbps atau pemerataan internet di seluruh Indonesia?

Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Semuel Abrijani Pangerapan memberikan tanggapan akan dua hal tersebut.

TONTON JUGA:

Semuel menyebut internet dengan kecepatan 100 Mbps sama pentingnya dengan pemerataan internet di seluruh Indonesia.

Dia juga mengatakan saat ini Kominfo sedang mengusahakan keduanya.

Baca juga: BAKTI Kominfo Klaim Sudah Bangun 5 Akses Internet di IKN

Jadi ketika wacana kecepatan koneksi internet minimum 100 Mbps terealisasi, pemerataan koneksi internet juga harus terwujud.

“Kita dua-duanya (minimal internet 100 Mbps dan pemerataan koneksi internet),” ujar Semuel, akhir pekan lalu, Jumat (15/3/2024).

“Harusnya dua-duanya ya, enggak bisa hanya satu itu, makanya kita lakukan dua-duanya,” sambungnya.

Semuel juga mengatakan bahwa beberapa waktu belakangan ini Kominfo telah meluncurkan satelit untuk memperluas akses di daerah-daerah tertentu dengan tujuan meningkatkan ekonomi digital pada daerah tersebut.

“Kita punya barusan meluncurkan satelit, itu kan untuk perluasan akses di daerah-daerah tertentu supaya kita bisa meningkatkan ekonomi digitalnya,” kata Semuel.

Baca juga: Kominfo Klaim Semua Operator Berminat Ikut Lelang Spektrum 700 Mhz

Dana Infrastruktur yang Besar

Pemerataan jaringan internet di Indonesia masih menjadi tantangan berat bagi pemerintah Indonesia maupun perusahaan swasta.

Tidak hanya biaya yang tinggi untuk membangun infrastruktur, pemeliharaan jaringan juga membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Raksasa Ecommerce Tinggalkan RI, Sekarang Ramai Dihujat - CNBC Indonesia Baca juga Raksasa Ecommerce Tinggalkan RI, Sekarang Ramai Dihujat - CNBC Indonesia

Contoh saja di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua yang perekonomiannya sempat lumpuh karena internet di daerah paling timur Indonesia ini mati selama beberapa bulan.

Hal itu terjadi menjelang akhir tahun 2023 dan awal 2024, di mana perbaikan membutuhkan minimal satu bulan untuk memulihkan internet tersebut.

Tidak hanya perekonomian atau aktivitas digital saja yang lumpuh, perekonomian dan aktivitas warga lainnya di Merauke seperti perbankan, penarikan uang di ATM juga terganggu.

Pemerintah Indonesia sendiri sudah meluncurkan Satelit Republik Indonesia alias Satria-1 sejak pertengahan tahun 2023 lalu.

Tujuannya untuk mengatasi area blank spot internet di sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca juga: Viral Sopir Truk Bunuh Diri Karena Judi Online, Ini Tanggapan Kominfo

Akan tetapi, kecepatan 150 Gbps untuk memberikan akses di 150.000 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Itu artinya di setiap lokasi kecepatan internetnya hanya 1 Mbps dan peruntukannya tidak untuk warga secara pribadi.

Pasalnya, peruntukan Satria-1 hanya untuk fasilitas umum milik pemerintahan seperti Puskesmas dan sekolah.

Ikuti berita Selular.id di Google News

Suharno
Suharno

JAKARTA, SELULAR.ID – Menteri Komunikasi dan Informatika atau Menkominfo, Budi Arie Setiadi belum lama ini ingin supaya penyedian layanan internet hanya menjual internet dengan kecepatan 100 Mbps.

Ketika Menkominfo mewacanakan kecepatan internet harus 100 Mbps, sejumlah daerah di Indonesia masing mengalami blank spot alias belum ada akses internet.

Jadi lebih penting manakah antara internet berkecepatan 100 Mbps atau pemerataan internet di seluruh Indonesia?

Microsoft Akhirnya Cabut Blokir Upgrade Windows 11 24H2 Untuk PC IntelBaca juga Microsoft Akhirnya Cabut Blokir Upgrade Windows 11 24H2 Untuk PC Intel

Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Semuel Abrijani Pangerapan memberikan tanggapan akan dua hal tersebut.

TONTON JUGA:

Semuel menyebut internet dengan kecepatan 100 Mbps sama pentingnya dengan pemerataan internet di seluruh Indonesia.

Dia juga mengatakan saat ini Kominfo sedang mengusahakan keduanya.

Baca juga: BAKTI Kominfo Klaim Sudah Bangun 5 Akses Internet di IKN

Jadi ketika wacana kecepatan koneksi internet minimum 100 Mbps terealisasi, pemerataan koneksi internet juga harus terwujud.

“Kita dua-duanya (minimal internet 100 Mbps dan pemerataan koneksi internet),” ujar Semuel, akhir pekan lalu, Jumat (15/3/2024).

“Harusnya dua-duanya ya, enggak bisa hanya satu itu, makanya kita lakukan dua-duanya,” sambungnya.

Semuel juga mengatakan bahwa beberapa waktu belakangan ini Kominfo telah meluncurkan satelit untuk memperluas akses di daerah-daerah tertentu dengan tujuan meningkatkan ekonomi digital pada daerah tersebut.

“Kita punya barusan meluncurkan satelit, itu kan untuk perluasan akses di daerah-daerah tertentu supaya kita bisa meningkatkan ekonomi digitalnya,” kata Semuel.

Baca juga: Kominfo Klaim Semua Operator Berminat Ikut Lelang Spektrum 700 Mhz

Dana Infrastruktur yang Besar

Pemerataan jaringan internet di Indonesia masih menjadi tantangan berat bagi pemerintah Indonesia maupun perusahaan swasta.

Tidak hanya biaya yang tinggi untuk membangun infrastruktur, pemeliharaan jaringan juga membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Contoh saja di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua yang perekonomiannya sempat lumpuh karena internet di daerah paling timur Indonesia ini mati selama beberapa bulan.

Hal itu terjadi menjelang akhir tahun 2023 dan awal 2024, di mana perbaikan membutuhkan minimal satu bulan untuk memulihkan internet tersebut.

Tidak hanya perekonomian atau aktivitas digital saja yang lumpuh, perekonomian dan aktivitas warga lainnya di Merauke seperti perbankan, penarikan uang di ATM juga terganggu.

Pemerintah Indonesia sendiri sudah meluncurkan Satelit Republik Indonesia alias Satria-1 sejak pertengahan tahun 2023 lalu.

Tujuannya untuk mengatasi area blank spot internet di sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca juga: Viral Sopir Truk Bunuh Diri Karena Judi Online, Ini Tanggapan Kominfo

Akan tetapi, kecepatan 150 Gbps untuk memberikan akses di 150.000 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Itu artinya di setiap lokasi kecepatan internetnya hanya 1 Mbps dan peruntukannya tidak untuk warga secara pribadi.

Pasalnya, peruntukan Satria-1 hanya untuk fasilitas umum milik pemerintahan seperti Puskesmas dan sekolah.

Ikuti berita Selular.id di Google News

Komentar
Additional JS