Tak banyak organisasi yang siap lawan ancaman siber
Studi ini juga menemukan bahwa sebagian besar organisasi di Indonesia memiliki lebih dari 10 solusi keamanan titik yang berbeda, yang dapat menghambat respons mereka terhadap insiden keamanan siber. Selain itu, perilaku pengguna juga menjadi perhatian, dengan laporan bahwa 93% perusahaan mengalami karyawan yang mengakses platform perusahaan dari perangkat yang tidak dikelola.
Cisco merekomendasikan agar perusahaan-perusahaan di Indonesia mempercepat investasi dalam keamanan siber, termasuk solusi inovatif dan platform terintegrasi. Selain itu, penting bagi perusahaan untuk memperkuat ketahanan jaringan dan menerapkan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan deteksi dan respons terhadap ancaman.
Dalam menghadapi tantangan ini, Cisco menekankan pentingnya memprioritaskan investasi dalam platform terintegrasi dan mengadopsi AI untuk beroperasi dalam skala yang lebih besar. Hal ini akan memungkinkan organisasi untuk mengubah keadaan menjadi menguntungkan bagi para pembela dan meningkatkan ketahanan mereka terhadap ancaman siber yang terus berkembang.
Studi tersebut merupakan pengingat penting bagi organisasi di Indonesia untuk terus meningkatkan kesiapan mereka dalam menghadapi ancaman siber, yang tidak hanya mempengaruhi keamanan data tetapi juga keberlangsungan bisnis mereka di masa depan.
Komentar
Posting Komentar