- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Liputan6.com, Jakarta Uni Eropa tengah menyelidiki perusahaan teknologi terbesar di dunia atas tindakan antipersaingan usaha. Perusahaan-perusahaan yang tengah dipelototi tersebut adalah Meta, Apple dan Alphabet yang merupakan pemilik Google.
Perusahaan-perusahaan ini disinyalir melanggar aturan Digital Markets Act (DMA), yang diperkenalkan oleh Uni eropa pada 2022. Jika terbukti melanggar, perusahaan-perusahaan tersebut dapat menghadapi denda besar hingga 10% dari pendapatan tahunan mereka.
Mengutip BBC, Rabu (27/3/2024). Margrethe Vestager, komisioner antimonopoli Uni Eropa, dan Thierry Breton, pemimpin industri ini, mengumumkan penyelidikan tersebut pada hari Senin.
DMA memberlakukan persyaratan hanya pada enam perusahaan, tetapi mereka termasuk yang terbesar di dunia: Alphabet, Apple, Meta, Amazon, Microsoft, dan ByteDance.
Tidak satu pun dari perusahaan-perusahaan tersebut yang benar-benar berbasis di Eropa. Lima di antaranya berkantor pusat di Amerika Serikat (AS), sementara ByteDance berkantor pusat di Cina.
Tiga di antaranya kini menghadapi pertanyaan kurang dari dua minggu setelah menyampaikan laporan kepatuhan yang dibuat dengan baik.
Hal ini terjadi tiga minggu setelah Uni Eropa mendenda Apple sebesar €1,8 miliar (£1,5 miliar) karena melanggar peraturan persaingan usaha terkait streaming musik.
Sementara itu, Amerika Serikat menuduh Apple memonopoli pasar ponsel pintar dalam sebuah kasus penting yang diajukan minggu lalu.
Apple Siap Bekerja Sama
Seorang juru bicara Apple mengatakan bahwa perusahaan ini akan bekerja sama dengan peninjauan tersebut dan yakin bahwa rencana mereka sesuai dengan Undang-Undang Pasar Digital.
Mereka juga menyatakan bahwa tim mereka telah mengembangkan sejumlah langkah untuk mematuhi undang-undang bersejarah Uni Eropa, serta perlindungan privasi dan keamanan bagi pengguna Uni Eropa.
"Selama ini, kami telah menunjukkan fleksibilitas dan daya tanggap terhadap Komisi Eropa dan pengembang, mendengarkan dan memasukkan umpan balik mereka," lanjut mereka.
Sementara itu, juru bicara Meta menyatakan bahwa penggunaan langganan perusahaan sebagai alternatif dari iklan adalah "model bisnis yang sudah mapan di banyak industri".
"Kami merancang Subscription for No Ads untuk mengatasi beberapa kewajiban peraturan yang tumpang tindih, termasuk DMA ... kami akan terus terlibat secara konstruktif dengan Komisi," lanjut mereka.
Alphabet telah dihubungi untuk dimintai komentar.
2 dari 4 halaman
Komentar
Posting Komentar