Drone Canggih Nyaris Menyamai Kecepatan Suara
-
Perusahaan teknologi penerbangan Venus Aerospace menyelesaikan uji terbang perdana drone yang dilengkapi dengan mesin roket detonasi berputar (RDRE) yang mempercepatnya hingga nyaris menyamai kecepatan suara. Mereka ingin suatu hari nanti membangun jet komersial supercepat menggunakan mesin jenis baru ini.
Dalam uji terbang yang dilakukan pada 24 Februari, mereka menerbangkan drone yang memiliki panjang 2,4 meter dan berat 136 kilogram ke ketinggian 3658 m dengan pesawat Aero L-29 DelfÃn, sebelum dikerahkan dan RDRE diaktifkan.
Dikutip dari Live Science, drone tersebut terbang 16 km dengan kecepatan mach 0,9 menggunakan 80% daya dorong RDRE yang tersedia. Penerbangan yang sukses membuktikan kelangsungan RDRE dan sistem penerbangan terkait. Tiga minggu sebelumnya, Venus Aerospace mendemonstrasikan kelayakan teknologi RDRE-nya dengan uji coba berdurasi panjang. Para insinyur menunjukkan mesin mereka bekerja selama uji terbang ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alih-alih menggunakan pembakaran terus menerus seperti kebanyakan mesin roket, RDRE beroperasi dengan gelombang detonasi yang terus berputar di sekitar ruang annulus, atau berbentuk cincin. Bahan bakarnya, hidrogen peroksida, diinjeksikan ke dalam annulus dan ledakan yang berulang-ulang menjadi berkelanjutan setelah penyalaan awal. Dalam uji terbang RDRE, anulus berdiameter sekitar 25,4 cm dan menghasilkan daya dorong 544 kg.
Teknologi RDRE 15% lebih efisien dibandingkan mesin roket konvensional, kata perwakilan Venus Aerospace dalam sebuah pernyataan . Hasilnya, pesawat bertenaga RDRE secara teoritis dapat melakukan perjalanan lebih jauh dengan jumlah bahan bakar yang sama seperti mesin konvensional yang membakar bahan bakar pada tekanan konstan. Beberapa orang juga berteori bahwa teknologi ini bisa 25% lebih efisien dibandingkan teknologi saat ini.
Uji terbang yang sukses ini meningkatkan peluang penerbangan supersonik yang layak secara komersial. Salah satu tujuan jangka panjang Venus Aerospace adalah mengembangkan pesawat supersonik komersial yang dapat melaju dengan kecepatan Mach 9 (lebih dari 11.000 km/jam)
Sebagai perbandingan, pesawat Concorde dapat terbang dengan kecepatan lebih dari Mach 2 (sedikit di bawah 2.500 km/jam), sedangkan prototipe Lockheed SR-72 yang sedang dikembangkan, diperkirakan akan bisa terbang dengan kecepatan lebih besar dari Mach 6 (kira-kira 7.400 km/jam).
Sebagai gambaran, sebuah kendaraan yang terbang dengan kecepatan Mach 9 dapat melakukan perjalanan dari London, Inggris ke San Francisco, Amerika Serikat yang normalnya 10-11 jam, bisa ditempuh hanya dalam waktu satu jam.
Sama seperti Concorde yang berisik saat lepas landas, ledakan RDRE yang terus-menerus akan membuat pesawat apa pun yang dilengkapi dengan RDRE menjadi bersuara sangat keras. Dan tidak seperti mesin jet konvensional yang menawarkan akselerasi yang jauh lebih halus, siklus akselerasi yang cepat dan berulang akibat ledakan yang terus menerus juga dapat menyebabkan peningkatan stres dan kelelahan pada mesin dan struktur pendukungnya.
Karena RDRE dapat digunakan untuk keperluan militer, Venus Aerospace juga berkolaborasi dengan Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) NASA. Untuk saat ini, Venus berencana melakukan uji penerbangan lebih lanjut menggunakan drone.
Salah satu uji coba yang sedang dipertimbangkan oleh para insinyur penerbangan adalah dengan memasang RDRE saat ini pada drone yang lebih besar yang mampu mencapai penerbangan hipersonik atau setara lima kali lebih cepat dari kecepatan suara (6.200 km/jam) .
Simak Video "Hydrus, Drone Bawah Air Berbasis AI untuk Pelajari Terumbu Karang"
(rns/asj)
Komentar
Posting Komentar