KPPU: Tidak Ada Predatory Pricing, Kami Terus Awasi Starlink - Selular
Selular.ID – Pada Mei 2024, CEO SpaceX, Elon Musk, meresmikan layanan satelit internet Starlink di Puskesmas Pembantu, Desa Sumerta Kelod, Kota Denpasar, Bali.
Dengan janji menyediakan koneksi internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah, Starlink menawarkan solusi bagi daerah yang kurang terjangkau oleh layanan internet tradisional.
Baca juga: Dampak Hadirnya Starlink, KPPU Awasi Predatory Pricing
Starlink kini memperluas bisnis jualan internet dengan menyasar pelanggan ritel atau business to consumer (B2C).
Muncul kekhawatiran dengan masuknya Starlink ke pasar, layanan internet akan berdampak kepada persaingan usaha yang tidak sehat pada sektor ini.
Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Gopprera Panggabean mengatakan KPPU telah mengundang para stakeholder terkait untuk melihat dampak masuknya Starlink di Indonesia.
“Dalam diskusi tersebut Starlink menyatakan sudah memenuhi semua peraturan di Indonesia dan tidak ada predatory pricing, tetapi kami juga akan terus melakukan pengawasan,” katanya saat ditemui dalam acara Selular.id.
Gopprera menambahkan dunia industri harus memberikan manfaat seperti membangun atau mendorong penciptaan industri dan pasar baru, inovasi yang dapat menarik investasi baru, hingga menciptakan lapangan kerja baru.
“Jika ada pelanggaran dari Starlink yang berdampak ke industri serta masyarakat, maka KPPU terbuka untuk menerima aduan serta berupaya memberikan solusi,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama Ketua Tim Penanganan Pelayanan Perizinan Penyelenggaraan Telekomunikasi, Dirjen DJPPI Kominfo, Falatehan mengungkapkan Kominfo juga akan mengukur dampak kehadiran Starlink ke industri telekomunikasi dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat.
“Jika terjadi persaingan usaha tidak sehat maka Menkominfo berwenang melakukan evaluasi dan menetapkan ketentuan yang wajib dijalankan oleh seluruh penyelenggara telekomunikasi, termasuk Starlink,” katanya.
Baca juga: KPPU Awasi Starlink, Akankah Terbukti Predatory Pricing?
Selular.ID – Pada Mei 2024, CEO SpaceX, Elon Musk, meresmikan layanan satelit internet Starlink di Puskesmas Pembantu, Desa Sumerta Kelod, Kota Denpasar, Bali.
Dengan janji menyediakan koneksi internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah, Starlink menawarkan solusi bagi daerah yang kurang terjangkau oleh layanan internet tradisional.
Baca juga: Dampak Hadirnya Starlink, KPPU Awasi Predatory Pricing
Starlink kini memperluas bisnis jualan internet dengan menyasar pelanggan ritel atau business to consumer (B2C).
Muncul kekhawatiran dengan masuknya Starlink ke pasar, layanan internet akan berdampak kepada persaingan usaha yang tidak sehat pada sektor ini.
Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Gopprera Panggabean mengatakan KPPU telah mengundang para stakeholder terkait untuk melihat dampak masuknya Starlink di Indonesia.
“Dalam diskusi tersebut Starlink menyatakan sudah memenuhi semua peraturan di Indonesia dan tidak ada predatory pricing, tetapi kami juga akan terus melakukan pengawasan,” katanya saat ditemui dalam acara Selular.id.
Gopprera menambahkan dunia industri harus memberikan manfaat seperti membangun atau mendorong penciptaan industri dan pasar baru, inovasi yang dapat menarik investasi baru, hingga menciptakan lapangan kerja baru.
“Jika ada pelanggaran dari Starlink yang berdampak ke industri serta masyarakat, maka KPPU terbuka untuk menerima aduan serta berupaya memberikan solusi,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama Ketua Tim Penanganan Pelayanan Perizinan Penyelenggaraan Telekomunikasi, Dirjen DJPPI Kominfo, Falatehan mengungkapkan Kominfo juga akan mengukur dampak kehadiran Starlink ke industri telekomunikasi dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat.
“Jika terjadi persaingan usaha tidak sehat maka Menkominfo berwenang melakukan evaluasi dan menetapkan ketentuan yang wajib dijalankan oleh seluruh penyelenggara telekomunikasi, termasuk Starlink,” katanya.
Baca juga: KPPU Awasi Starlink, Akankah Terbukti Predatory Pricing?
Komentar
Posting Komentar