Gegara Alokasi Spektrum Starlink, Mukesh Ambani Berseteru dengan Elon Musk - Selular
Selular.ID – Rencana masuknya Starlink dan mekanisme spektrum yang diberikan, membuat publik India kini terbelah.
Mukesh Ambani, pemilik Jio Reliance – operator telekomunikasi terbesar di India – secara pribadi berpendapat bahwa regulator telekomunikasi secara keliru menyimpulkan bahwa spektrum pita lebar satelit rumah harus dialokasikan oleh New Delhi dan tidak dilelang.
Sikap tegas Ambani itu, memperuncing pertikaiannya dengan Elon Musk, pemilik raksasa internet satelit Starlink.
Untuk diketahui, bagaimana alokasi spektrum untuk layanan satelit di India akan diberikan kepada para pemain di sektor ini, telah menjadi isu yang kontroversial sejak tahun lalu.
Starlink milik Musk dan beberapa pemain besar dunia lainnya, seperti Project Kuiper milik Amazon, tentu saja mendukung alokasi administratif.
Namun di sisi lain, Mukesh Ambani – orang terkaya di Asia yang mengelola Reliance Jio di India – mendukung proses lelang sebagaimana praktek yang terjadi selama ini.
Perselisihan saat ini adalah mengenai penafsiran hukum India yang menurut beberapa pihak di industri tersebut telah membuka jalan bagi alokasi spektrum tahun lalu seperti yang diinginkan Musk.
Namun, Reliance berpendapat tidak ada ketentuan yang berlaku untuk layanan pita lebar satelit bagi pengguna perorangan atau rumahan.
Pertikaian antara Starlink dan Reliance tentu saja telah menjadi bola panas, karena menyangkut kebijakan yang menyulut pro dan kontra.
Badan Regulasi Telekomunikasi India, TRAI, saat ini sedang mengadakan konsultasi publik, tetapi Reliance dalam surat resminya pada 10 Oktober 2024, meminta dengan tegas agar proses tersebut dimulai lagi.
Reliance beralasan, pengawas TRAI telah “menafsirkan secara pre-emptif” bahwa alokasi adalah jalan ke depan, bukan lelang.
“TRAI tampaknya telah menyimpulkan, tanpa dasar apa pun, bahwa alokasi spektrum harus bersifat administratif,” tulis pejabat senior urusan regulasi Reliance, Kapoor Singh Guliani, dalam suratnya kepada menteri telekomunikasi India, Jyotiraditya Scindia.
Dalam dokumen konsultasinya, TRAI telah mengindikasikan bahwa hukum India mengamanatkan alokasi spektrum untuk layanan tersebut tanpa melakukan studi apa pun.
Seorang pejabat senior TRAI mengatakan pada Minggu (13/10) bahwa proses hukum sedang diikuti dan Reliance dipersilakan untuk memberikan masukan selama periode konsultasi.
Rekomendasi pengawas akan menjadi dasar utama keputusan pemerintah mengenai masalah tersebut.
Layanan pita lebar satelit di India memang menjadi rebutan karena potensi pasar yang sangat besar.
Lembaga riset pasar terkemuka, Deloitte mengungkapkan, pasar sektor ini di negara itu akan tumbuh sebesar 36% per tahun hingga mencapai $1,9 miliar pada 2030.
Wajar jika pemain besar dunia, seperti Starlink dan Project Kuiper, bernafsu menggarap pasar anak benua Asia itu.
Sejak tiga tahun terakhir, Elon Musk sangat ingin meluncurkan Starlink di India, meskipun keputusan akhir tentang alokasi spektrum masih menjadi titik kritis.
Starlink berpendapat bahwa alokasi lisensi administratif sejalan dengan tren global.
Namun Reliance mengatakan lelang diperlukan untuk menciptakan lapangan bermain yang setara karena pemain asing dapat menawarkan layanan suara dan data serta bersaing dengan pemain tradisional,.
Jio milik Reliance adalah pemain telekomunikasi nomor satu di India. Tak tanggung-tanggung, jumlah pelanggannya mencapai 480 juta pengguna pada semester I-2024.
Jumlah itu sekaligus menjadikan Jio sebagai operator jaringan selular terbesar ketiga di dunia
Padahal Jio baru diluncurkan pada 5 September 2016. Berkat penetapan tarif yang murah, dengan cepat Jio mengungguli pemain-pemain incumbent, seperti Airtel (Bharti), Vi (Vodafone), BSNL.
Baca Juga: Di Indonesia Dapat Karpet Merah, Starlink Harus Rogoh Rp22 T di Vietnam
Halaman Selanjutnya..
Halaman Selanjutnya.. 1 2
Artikel ini telah tayang di Selular.id Gegara Alokasi Spektrum Starlink, Mukesh Ambani Berseteru dengan Elon Musk | Selular.ID
Komentar
Posting Komentar