52 Miliar Panel Surya Akan Ubah Jalan Raya di AS Jadi Pembangkit Listrik Raksasa
Peneliti ingin memasang 52 miliar panel surya di jalan raya Amerika Serikat, dengan upaya untuk menggantikan bahan bakar fosil ke energi terbarukan di masa mendatang.
diperbarui 30 Nov 2024, 16:46 WIBAdvertisement
Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti dari Chinese Academy of Sciences, Tsinghua University, Chinese Academy of Geosciences, dan Columbia University baru-baru ini mengusulkan sebuah ide revolusioner.
Dalam laporan berjudul "Roofing Highways With Solar Panels Substantially Reduces Carbon Emissions and Traffic Losses", peneliti berupaya untuk mendukung transisi global menuju energi terbarukan.
Sebagai langkah awal, peneliti sudah mengajukan rencana untuk memasang 52 miliar panel surya di jalan raya Amerika Serikat.
Advertisement
Mengutip laporan di jurnal , Sabtu (30/11/2024), keempat universitas tersebut mengusulkan pemasangan panel surya di seluruh jalan raya di dunia mencakup 3,2 juta kilometer.
Proyek ambisius ini diproyeksikan dapat menghasilkan energi hingga 17,578 TWh setiap tahun--setara dengan lebih dari 60 persen konsumsi listrik global pada 2023.
Selain itu, rencana pemasangan panel surya ini juga memiliki potensi besar untuk mengurangi emisi karbon dunia hingga 28 persen dan menurunkan angka kecelakaan lalu lintas hingga 11 persen.
Ling Yao, penulis utama studi ini menyatakan keheranannya atas potensi besar proyek ini. "Saya tidak menyangka jalan raya saja dapat mendukung pemasangan panel surya dalam skala besar, dan mampu memenuhi lebih dari setengah kebutuhan listrik dunia," katanya.
Selain menghasilkan energi bersih, penggunaan jalan raya untuk panel surya ini juga memanfaatkan infrastruktur sudah ada, sehingga tidak memerlukan lahan tambahan.
Tantangan dan Solusi
Saat ini, proyek pilot pemasangan atap panel surya di jalan raya ini sukses dilakukkan di berbagai lokasi, seperti di Amerik Serikat, China, Jerman, Austria, dan Swiss.
Namun, walau data yang didapat sangat menjanjikan, masih ada beberapa halangan dan keterbatasan untuk mendapatkan informasi riset lebih mendalam.
Beberapa hal penghalang, seperti kondisi iklim mampu memengaruhi efisiensi panel surya. Sementara itu, jejak karbon dari pembangunan sistem ini membutuhkan waktu sekitar 1,1 tahun untuk diimbangi.
Selain itu, biaya konstruksi dan kebutuhan perawatan intensih menjadi perhatian utama.
Advertisement
Masa Depan Energi Hijau?
Proyek ini bukan hanya tentang inovasi teknologi, tetapi juga langkah strategis menuju pengurangan ketergantungan pada bahan bakar minyak.
Dengan implementasi sukses, tidak menutup kemungkinan atap panel surya di jalan raya ini dapat menjadi solusi utama mengatasi krisis energi dan iklim global.
Apakah proyek revolusioner ini dapat terwujud dan kapan? Bagaimana menurut Anda.
Baca Juga
Advertisement
Komentar
Posting Komentar