Kenapa Chromebook Kurang Populer di Indonesia?

 Komputer, Gadget, Pilihan, Featured, Sistem Operasi 

Kenapa Chromebook Kurang Populer di Indonesia?

Padahal Chromebook punya banyak kelebihan

Kenapa Chromebook Kurang Populer di Indonesia?
ilustrasi Chromebook (unsplash.com/@brookecagle)
Hilman Azis

Intinya Sih...

  • Chromebook kurang diminati di Indonesia karena ketergantungan pada koneksi internet dan minimnya akses cepat dan stabil.
  • Pengguna di Indonesia lebih familiar dengan Windows dan Microsoft Office, tidak kompatibel dengan Chrome OS secara langsung.
  • Ekosistem aplikasi Chrome OS lebih terbatas dibanding Windows dan macOS, membuat pengguna cenderung memilih sistem operasi lain.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Kebutuhan akan laptop bagi masyarakat Indonesia makin meningkat. Namun, hingga saat ini para konsumen lebih menyukai laptop berbasis sistem operasi Windows. Mulai dari laptop entry level hingga kelas premium, sebagian besar masih didominasi oleh sistem operasi besutan Microsoft tersebut. Padahal, di negara maju seperti Amerika Serikat, laptop Chromebook makin populer, terutama di kalangan pelajar.

Chromebook dengan Chrome OS sebenarnya menawarkan sederet keunggulan, seperti harga terjangkau dan sistem operasi yang ringan. Sayangnya, Chromebook masih kurang diminati di Indonesia. Kenapa begitu?

1. Chromebook bergantung pada koneksi internet

Kenapa Chromebook Kurang Populer di Indonesia?
ilustrasi perangkat Chromebook (unsplash.com/@anete_lusina)

Berbeda dengan laptop berbasis Windows, Chromebook sangat bergantung pada koneksi internet untuk menjalankan aplikasi berbasis cloud. Di Indonesia, akses internet cepat dan stabil belum merata di semua wilayah. Hal ini membuat Chromebook kurang praktis bagi banyak pengguna. Meski begitu, sebenarnya Chromebook masih bisa digunakan saat luring, namun, terbatas pada aplikasi tertentu. 

2. Mayoritas pengguna laptop di Indonesia bergantung pada ekosistem Windows

Kenapa Chromebook Kurang Populer di Indonesia?
ilustrasi aplikasi Microsoft di HP (unsplash.com/@impelling)

Harus diakui jika pengguna laptop di Indonesia, termasuk pelajar, lebih familiar dengan perangkat lunak milik Windows. Pengguna di Indonesia lebih sering memakai software seperti Microsoft Office. Software tersebut tidak kompatibel dengan Chrome OS secara langsung. Chromebook mengandalkan aplikasi berbasis web seperti Google Workspace. Hal ini membuatnya kurang cocok bagi pengguna yang membutuhkan aplikasi offline. Namun, Chromebook versi terbaru menyediakan Play Store agar pengguna bisa mengunduh aplikasi alternatif untuk berbagai keperluan.

3. Ekosistem Chromebook masih kurang mengakomodasi kebutuhan pengguna

Lanjutkan membaca artikel di bawah
ilustrasi penggunaan Chromebook (unsplash.com/@brookecagle)

Saat ini, Chrome OS memiliki ekosistem aplikasi yang lebih terbatas dibanding Windows dan macOS. Banyak software populer tidak tersedia di Chromebook. Meski mendukung aplikasi Android, fiturnya masih terbatas untuk pekerjaan berat. Ini membuat pengguna cenderung memilih sistem operasi lain yang lebih fleksibel. 

Para pelajar atau kalangan umum biasanya membutuhkan aplikasi populer seperti program buatan Adobe yang tidak ada di Chromebook. Selain itu, laptop sering digunakan tidak hanya untuk pekerjaan ringan, tetapi juga untuk gaming, multimedia, dan software berat. Di sisi lain, Chromebook didesain untuk kebutuhan ringan dan pendidikan sehingga dianggap kurang mampu memenuhi banyak kebutuhan sekaligus.

4. Minimnya promosi menjadikan Chromebook kurang populer

Kenapa Chromebook Kurang Populer di Indonesia?
potret perangkat Chromebook (unsplash.com/@anete_lusina)

Chromebook kurang dikenal di Indonesia karena promosi yang minim. Banyak pengguna tidak tahu keunggulan dan keterbatasannya. Para pengguna lebih familiar dengan laptop Windows yang umum digunakan. Akibatnya, Chromebook jarang dipertimbangkan sebagai pilihan utama. Meski harga Chromebook relatif terjangkau, laptop berbasis Windows dengan spesifikasi yang sama biasanya dianggap lebih fleksibel dan bernilai lebih baik karena mendukung berbagai kebutuhan software.

5. Ketersediaan Chromebook di Indonesia masih terbatas

Kenapa Chromebook Kurang Populer di Indonesia?
potret Chromebook Samsung (unsplash.com/@nate_dumlao)

Jumlah perangkat Chromebook yang masuk ke Indonesia secara resmi masih cukup terbatas sehingga para penggunanya juga relatif sedikit jika dibandingkan Windows dan MacOS. Hal ini karena permintaan Chromebook memang masih rendah. Akibatnya, akses untuk membeli Chromebook menjadi sulit bagi konsumen. Bahkan, penyedia laptop lokal seperti Axioo dan Advan lebih memilih menjual laptop Windows dengan harga terjangkau daripada Chromebook. 

Bisa ditarik kesimpulan bahwa kurangnya popularitas Chromebook di Indonesia disebabkan oleh perbedaan kebutuhan para pengguna, keterbatasan ekosistem, dan faktor pemasaran yang kurang agresif. Untuk meningkatkan popularitas Chromebook, diperlukan usaha dari berbagai pihak termasuk produsen laptop itu sendiri. Nah, kamu sendiri lebih senang memakai Chromebook atau laptop berbasis Windows?

Verified Writer

I love tech, game, and...movie

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Pertama kali buka experience store di Indonesia pada 2016, Infinix kini terus berkembang menjadi merek ponsel populer. Pabrikan asal Hong Kong ini telah merilis sejumlah seri smartphone yang saling bersaing. Sebut saja seri Note dan GT yang klaimnya sama-sama cocok untuk gaming

Namun, terdapat perbedaan HP Infinix Note dan GT secara mendasar yang perlu kamu pahami sebelum membelinya. Perbedaan tersebut tak hanya ada pada desain, tetapi juga spesifikasi hingga harganya.

Perbedaan HP Infinix Note dan GT

Hendak membeli HP Infinix, tapi masih dilema antara seri Note atau GT? Kamu berada pada artikel yang tepat. Berikut penjelasan perbandingan yang membuat keduanya berbeda.

1. Rentang kelas

4 Perbedaan HP Infinix Note dan GT, dari Harga sampai Fungsi
ilustrasi Infinix Note 40 Pro 5G (dok. Infinix Mobility)

Pada dasarnya, Infinix dikenal sebagai pabrikan yang menghadirkan smartphone dengan harga super miring. Begitu pula pada dua serinya, Note dan GT. Meski demikian, Infinix Note hadir untuk kelas entry to mid range dengan rentang harga cukup bervariasi, mulai Rp2,5 jutaan sampai Rp4,5 jutaan. 

Sementara itu, seri GT dibanderol dengan harga lebih tinggi, sekitar Rp4,7 jutaan saat rilis. Infinix pun hanya menghadirkannya dalam satu seri, yakni Infinix GT 20 Pro. Hingga artikel ini rilis belum ada produk lain dari seri yang sama.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Tekno 


 Postingan Lainnya 

Opsi Media Informasi Group

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)