Lelang Frekuensi 1,4 GHz, Operator Singgung Ekosistem Belum Matang - CNN Indonesia

 

Lelang Frekuensi 1,4 GHz, Operator Singgung Ekosistem Belum Matang

Rabu, 12 Feb 2025 10:00 WIB

Ilustrasi. ATSI mempertanyakan urgensi pemerintah yang mengutamakan lelang frekuensi 1,4 GHz, padahal ada frekuensi lain yang lebih matang. (Foto: Aditya Panji)

Jakarta, CNN Indonesia 

--

Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) mempertanyakan urgensi pemerintah yang mendorong lelang frekuensi 1,4 GHz, padahal ekosistemnya belum matang.

"Pita 1,4 GHz ini memang cepat untuk menggelar jaringan internet di Indonesia, tetapi kekurangannya yakni ekosistemnya sangat rendah," kata Rudi Purwanto, Chairman of Working Group Spectrum ATSI dalam Selular Business Forum, Senin (10/2).

"Dari identifikasi perangkat baik Base Station dan CPE indoor yang akan digunakan saat ini belum di-support vendor teknologi seperti Huawei, ZTE hingga Ericsson yang juga masih butuh waktu untuk penyesuaian," tambahnya.

Rudi lantas membandingkannya dengan frekuensi lain yang dinilai lebih siap untuk digelar dengan ekosistem yang lebih siap.

"Dibandingkan frekuensi 700 MHz, 2,6 GHz, atau 26 GHz itu sudah di-developed, eksosistemnya siap, walaupun ada perbedaannya, seperti 700 MHz dan 2,6 GHz lebih matang, sedangkan 26 GHz memang masih terbatas," katanya.

Frekuensi 1,4 GHz sudah memasuki tahap awal proses lelang dengan dilakukannya konsultasi publik Rancangan Peraturan Menteri tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio (SFR) pada Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz.

Frekuensi 1,4 GHz nantinya akan digunakan layanan keperluan Broadband Wireless Access (BWA) atau layanan internet cepat tetap nirkabel. Kehadiran frekuensi ini adalah salah satu upaya pemerintah menghadirkan internet di rumah dengan kecepatan akses sampai dengan 100 Mbps dengan harga layanan yang terjangkau.

Lebih lanjut, Rudi menyebut Indonesia saat ini membutuhkan tambahan spektrum baru seperti 700 MHz, 2,6 GHz, 3,5 GHz dan 26 GHz untuk mengejar ketertinggalan untuk kecepatan internet sejumlah negara tetangga.

Ia mengatakan negara tetangga sudah menggunakan spektrum tersebut. Pita 2,6 GHz sudah digunakan di Vietnam, Thailand, Malaysia, Filipina, Myanmar, Singapura dan Laos. Sementara pita 3,5 GHz sudah digunakan di Filipina, dan pita 26 GHz sudah dipakai di Filipina dan Vietnam.

Sementara untuk Indonesia, pita-pita tersebut sama sekali belum dialokasikan untuk penyelenggaraan teknologi maupun telekomunikasi.

(lom/dmi)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Tekno 


 Postingan Lainnya 

Opsi Media Informasi Group

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)