Internet, Kejahatan Digital
Serangan Gmail dari Medusa bisa paksa korban bayar tebusan

Ransomware baru bernama Medusa mengincar perusahaan dan individu melalui Gmail, FBI bagikan cara mencegah serangan.
FBI baru saja mengeluarkan peringatan tentang ransomware baru bernama Medusa, yang telah menyerang lebih dari 300 korban dalam berbagai industri. Serangan ini menargetkan akun Gmail di sektor medis, teknologi, pendidikan, manufaktur, hingga pribadi dengan tujuan mengenkripsi data dan meminta tebusan besar.
Tidak seperti malware biasa yang mencuri informasi akun pribadi, Medusa menggunakan strategi pemerasan ganda. Peretas tidak hanya mengunci data korban, tetapi juga mengancam merilis informasi sensitif ke publik jika tebusan tidak dibayarkan.
Metode serangan Medusa melibatkan broker akses awal (IAB), yang menjual akses ke jaringan organisasi melalui kampanye phishing dan eksploitasi celah keamanan. Dilansir dari laman Phone Arena (19/3), para korban umumnya dipaksa untuk mengakui permintaan tebusan dalam waktu 48 jam melalui peramban privasi Tor.
FBI membagikan beberapa langkah untuk melindungi organisasi dan individu dari ransomware ini, termasuk memperbarui sistem operasi dan perangkat lunak, menyegmentasikan jaringan, serta memblokir akses tidak dikenal ke sistem internal. Pencegahan ini dapat membatasi penyebaran serangan jika satu perangkat sudah terinfeksi.
Selain itu, Medusa memiliki situs kebocoran data .onion dengan penghitung waktu mundur, di mana peretas menawarkan data curian kepada pihak lain sebelum tenggat waktu berakhir. Korban bahkan dapat menambahkan satu hari ekstra ke tenggat waktu dengan membayar sekitar USD10 ribu atau sekitar Rp157 juta.
Untuk mengurangi risiko serangan, FBI menyarankan penggunaan kata sandi yang kuat dan autentikasi dua faktor (2FA). Selain itu, pengguna harus berhati-hati terhadap email dan pesan mencurigakan, terutama yang mengandung tautan atau lampiran berbahaya.
Serangan ransomware seperti Medusa semakin berkembang dan dapat menyerang siapa saja. Dengan meningkatkan kesadaran akan keamanan digital, organisasi dan individu dapat menghindari kehilangan data penting serta ancaman pemerasan siber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar