QRIS Jadi Tulang Punggung Ekonomi Digital Indonesia

Jakarta, Beritasatu.com - Ekonom sekaligus pakar kebijakan publik dari UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat menilai sistem pembayaran berbasis quick response code Indonesian standard (QRIS) telah menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia.
ADVERTISEMENT
QRIS sendiri saat ini tengah disorot Pemerintah Amerika Serikat (AS) karena menilai QRIS sebagai hambatan perdagangan, dengan alasan Indonesia kerap menyusun kebijakan tanpa melibatkan pelaku industri internasional.
"QRIS telah menjadi tulang punggung transaksi digital di Indonesia, dengan jutaan merchant dan ratusan juta pengguna aktif pada 2025," ujar Achmad, Minggu (27/4/2025).
Achmad menjelaskan, QRIS berperan penting sebagai katalis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif, terutama di negara berkembang seperti Indonesia yang masih menghadapi tantangan dalam inklusi keuangan.
"QRIS bukan hanya sekadar teknologi pembayaran berbasis QR. Ini adalah infrastruktur publik digital yang menyatukan berbagai metode pembayaran elektronik agar kompatibel di seluruh Indonesia," paparnya.
Menurut Achmad, penerapan QRIS telah menyederhanakan sistem pembayaran, menurunkan biaya transaksi, serta memperluas akses layanan keuangan formal hingga ke pelosok negeri. Dengan kemudahan ini, pelaku usaha informal semakin terdorong untuk bergabung ke dalam ekosistem keuangan digital nasional.
QRIS juga memberikan dampak positif bagi pemerintah, seperti memperluas basis pajak dan mendukung distribusi bantuan sosial secara digital.
"Efisiensi ini tidak hanya soal keuntungan komersial, tetapi juga berhubungan dengan keadilan sosial dan keberlanjutan ekonomi nasional," kata Achmad terkait kelebihan QRIS yang disorot AS.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News
Ikuti yang terbaru di WhatsApp Channel Beritasatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar