Empat Merek Kendaraan Listrik Asal China Bakal Investasi di Indonesia
Jakarta, VIVA – Pasar otomotif Indonesia makin diramaikan pemain-pemain kendaraan listrik asal China. Hal tersebut disampaikan oleh CIO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia), Pandu Sjahrir.
Dia menyatakan ada empat perusahaan asal China akan menanamkan modalnya dan membangun pabrik pengembangan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.
"Wah banyak, tapi yang paling depan itu mungkin ada tiga atau empat, saya ga bisa sebut nama-namanya," ujar Pandu Sjahrir, seperti dikutip dari Antara, Senin 26 Mei 2025.
Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), Pandu Patria Sjahrir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis, 6 Februari 2025
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Lebih lanjut Pandu menyatakan bahwa empat perusahaan tersebut memiliki berbagai segmen ketertarikan investasi, seperti pengembangan baterai EV, pusat data, dan layanan konsumen.
"Jadi nanti kita lihat satu per satu," katanya lagi.
Ia menekankan, investasi perusahaan China di Indonesia harus tak hanya memberikan dampak ekonomi saja, melainkan turut berdampak pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan pengetahuan teknologi informasi.
"Jadi per hari ini China yang advance, kita belajar langsung aja dari China. Tapi nantinya InsyaAllah bisa juga kita jadi salah satu leadernya," ujar Pandu.
Hal serupa turut disampaikan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang menyatakan sejumlah perusahaan otomotif asal China dan juga Eropa berkeinginan untuk menjajaki investasi pengembangan kendaraan listrik dan baterai EV, imbas tarif importasi yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS).
"Ada beberapa produsen dari industri otomotif listrik maupun baterai listrik dari China yang sudah mulai diskusi dengan kami," kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin Mahardi Tunggul Wicaksono.
Baterai UABS produksi Indonesia untuk mobil listrik MG
- VIVA/Krisna Wicaksono
Menurut dia, adanya perang tarif tidak selalu membawa dampak negatif saja. Hal ini dibuktikan dengan adanya keinginan kerja sama beberapa perusahaan China dan Eropa untuk menanamkan modalnya di Tanah Air.
"Mayoritas dari China, dan dari Eropa juga sudah ada," kata dia.
Untuk nilai investasi, kata Tunggul, masih didiskusikan. Namun pada prinsipnya perusahaan yang menanamkan modalnya di Indonesia berkeinginan untuk melanjutkan dan memindahkan investasinya ke Tanah Air.

Tak Seperti Eropa-AS, Bahlil Sebut China Paling Setia Investasi di Proyek Hilirisasi Nikel RI
Dalam hal penggarapan proyek hilirisasi nikel di Tanah Air, bahlil mengungkapkan bahwa investor China ternyata lebih setia dan menunjukkan komitmennya.

VIVA.co.id
26 Mei 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar