Kecerdasan Buatan
Teknologi AI Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi hingga 8 Persen

Jakarta, Beritasatu.com - Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) tak lagi sekadar konsep, tetapi telah menjadi bagian dari keseharian.
ADVERTISEMENT
Direktur Kecerdasan Artifisial dan Ekosistem Teknologi Baru Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) Aju Widya Sari menyampaikan, dari otomasi industri, analisis big data, hingga personalisasi layanan digital, teknologi ini menjelma sebagai salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 8% pada 2029, dan teknologi AI berperan dalam mewujudkan target tersebut.
"Pertanyaan yang timbul saat ini bukan lagi apakah kita akan memanfaatkan AI, melainkan sejauh mana kita bisa memaksimalkan potensi AI secara inklusi dan strategis," kata Aju Widya saat menyampaikan keynote speech dalam acara Selular Award 2025, di Jakarta, Senin (26/5/2025) malam.
Aju menyampaikan, sejumlah sektor telah menunjukkan geliat pemanfaatan AI secara nyata. Di bidang kesehatan, AI digunakan untuk diagnosis yang lebih akurat, pengembangan obat yang lebih cepat, hingga layanan telemedisin yang dipersonalisasi.
Dalam bidang pertanian, teknologi ini membantu dalam prediksi cuaca, otomatisasi irigasi, dan pemetaan hasil panen berbasis data. Di sektor keuangan, AI mampu mendeteksi penipuan secara real-time dan meningkatkan pengalaman nasabah melalui asisten virtual. Bahkan industri manufaktur dan e-commerce telah menikmati manfaat dari otomatisasi cerdas dan analisis perilaku pelanggan.
Sektor seluler pun tak kalah strategis. Aju menyebutkan dengan tingginya penetrasi smartphone di Indonesia, AI dapat menjadi alat pemerataan akses layanan digital.
“AI di industri seluler telah dimanfaatkan untuk meningkatkan customer experience, seperti asisten virtual, personalisasi layanan, hingga keamanan jaringan,” paparnya.
Namun, Aju mengingatkan bahwa membangun ekosistem AI yang kuat membutuhkan tiga pilar utama, yakni people, platform, dan policy. Ia menekankan pentingnya kesiapan sumber daya manusia sebagai fondasi utama. Tanpa SDM yang siap menghadapi era AI, transformasi digital akan menemui hambatan besar.
Dari sisi platform, Aju menyoroti perlunya infrastruktur digital yang mumpuni, mulai dari pusat data, GPU, layanan cloud, hingga akses data berkualitas tinggi. Sementara dari sisi kebijakan, regulasi yang adaptif tetapi tetap menjunjung etika dan keamanan menjadi kunci utama.
Aju menyampaikan, Indonesia memiliki visi besar menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di dunia berbasis inovasi, inklusivitas, dan kedaulatan teknologi. Untuk mencapai visi tersebut, salah satunya perlu didorong pemanfaatan AI.
"Teknologi AI harus dijadikan sebagai alat untuk menciptakan masa depan yang lebih inklusif, inovatif, dan berdaya saing tinggi," pesan Aju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar