Penjualan melempem, saham Tesla diprediksi turun 20 persen

Setelah penjualan Tesla Model Y melempem, banyak orang memprediksi saham Tesla turun 20 persen.
Tesla memulai tahun 2025 dengan meluncurkan versi baru dari Model Y — SUV listrik terlarisnya — dalam upaya membalikkan tren penjualan yang sedang melambat. Namun, peluncuran ini terjadi di tengah boikot konsumen yang dipicu oleh kontroversi politik Elon Musk, termasuk dukungannya terhadap kelompok ekstrem di AS dan UE. Meski Musk telah menyatakan akan mengurangi keterlibatan politiknya, dampak reputasional terhadap Tesla tampaknya masih terasa kuat.
Seiring dengan permintaan yang melemah, Tesla kini mulai menawarkan insentif besar untuk mendongkrak penjualan, termasuk program pembiayaan 0 persen bagi pembeli Model Y. Langkah ini menunjukkan bahwa bahkan model Tesla yang paling populer pun tidak kebal terhadap tekanan pasar dan opini publik yang memburuk.
Menurut prediksi kontrak di platform Kalshi, Tesla diperkirakan hanya akan mengirimkan sekitar 355.000 unit EV pada kuartal kedua 2025. Ini menandai potensi penurunan 20 persen secara tahunan dibandingkan 443.956 unit yang dikirimkan pada periode yang sama tahun lalu, seperti lapor Wccftech (14/5).
Untuk konteks tambahan, pada kuartal pertama 2025, Tesla hanya mengirimkan 336.681 unit, dari total produksi 362.615 unit. Elon Musk menyebut retooling pabrik untuk Model Y sebagai salah satu faktor penurunan itu.
Untuk menyeimbangkan kembali performa pasar, Tesla berencana meluncurkan model EV yang lebih murah, berbasis desain saat ini namun dengan fitur yang disederhanakan. Menurut analis dari Future Fund, Gary Black, strategi ini berisiko memangkas margin keuntungan tanpa benar-benar memperluas Total Addressable Market (TAM) Tesla secara signifikan.
Namun, taruhan terbesar Tesla kini ada pada sektor autonomi. Perusahaan berencana untuk meluncurkan fitur FSD (Full Self-Driving) tanpa pengawasan di Model Y mulai Juni 2025 di Austin, Texas, sebagai langkah awal menuju ekspansi ke kota-kota besar lainnya di AS hingga akhir tahun. Tesla juga akan mulai mengoperasikan antara 10 hingga 20 robotaxi di Austin bulan depan, sebagai bagian dari uji coba sistem transportasi otonom masa depan.
Meski menghadapi tekanan penjualan jangka pendek, langkah Tesla di sektor mobilitas otonom dan efisiensi biaya dapat menentukan arah pertumbuhan perusahaan dalam beberapa tahun mendatang—selama perusahaan mampu menavigasi tantangan reputasi dan pasar global dengan cermat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar