Perusahaan Tentara Bayaran AS Mulai Merekrut untuk Israel di LinkedIn | Sindonews - Opsitek

Informasi Teknologi Pilihanku

demo-image

Post Top Ad

demo-image

Perusahaan Tentara Bayaran AS Mulai Merekrut untuk Israel di LinkedIn | Sindonews

Share This
Responsive Ads Here

 Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah,

Perusahaan Tentara Bayaran AS Mulai Merekrut untuk Israel di LinkedIn | Halaman Lengkap

perusahaan-tentara-bayaran-as-mulai-merekrut-untuk-israel-di-linkedin-zmc
WASHINGTON 

- Perusahaan kontraktor militer swasta Amerika Serikat (AS) yang akan mengawasi distribusi bantuan Gaza atas nama Israel sedang aktif merekrut untuk posisi di LinkedIn. Laporan itu menurut lowongan pekerjaan yang dibagikan kepada Middle East Eye (MEE) oleh pejabat AS saat ini dan sebelumnya.

Perusahaan Safe Reach Solutions atau SRS mengatakan bahwa mereka sedang aktif mencari "Petugas Penghubung Kemanusiaan" yang akan "berfungsi sebagai penghubung penting antara tim operasional kami dan komunitas kemanusiaan yang lebih luas," menurut salah satu deskripsi pekerjaan.

Jabatan lain yang ditawarkan sepekan yang lalu tetapi telah ditutup adalah "Wakil/Manajer Tim untuk mendukung manajemen, perencanaan, dan pelaksanaan misi sehari-hari."

Jabatan petugas penghubung tampaknya berfokus pada analisis. Dikatakan bahwa perekrutan akan "memberikan saran tentang praktik terbaik untuk terlibat dengan populasi yang terkena dampak, otoritas lokal, dan organisasi berbasis masyarakat sambil memantau perkembangan yang dapat memengaruhi postur operasional."

Jabatan wakil tim ditujukan untuk rekrutan dengan latar belakang operasi. Salah satu persyaratannya adalah "pengalaman lapangan di Timur Tengah, terutama di daerah yang terkena dampak konflik atau pascakrisis."

Jabatan tersebut menginginkan pelamar dengan pengalaman minimal tujuh tahun. Mereka mengharuskan pelamar menjadi warga negara AS dan mengatakan kefasihan berbahasa Arab lebih diutamakan.

Ironisnya, SRS mencari orang-orang dengan pengalaman PBB, tetapi rencana untuk mengambil alih distribusi bantuan tersebut bertujuan menggantikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang sudah mampu menyalurkan bantuan di Gaza.

"Para profesional dengan karier menengah hingga senior ini akan membantu menjembatani komunikasi, koordinasi, dan kepercayaan dengan LSM, lembaga internasional, dan badan PBB yang beroperasi di lingkungan yang kompleks," menurut lowongan kerja itu.

Permintaan untuk posisi tersebut tampaknya tinggi.

Menurut LinkedIn, lebih dari 100 orang melamar posisi petugas penghubung kemanusiaan dalam waktu dua pekan.

Posisi wakil tim juga menarik komentar dari pengguna yang tertarik yang ditujukan kepada "Ali Ali," konsultan perekrutan SRS.

“Hai Ali, saya bekerja di Gaza musim panas lalu bersama tentara AS. Saya bertanggung jawab atas pengiriman bantuan kemanusiaan melalui dermaga Trident. Silakan hubungi saya jika Anda ingin berbicara lebih lanjut,” tulis seorang pengguna LinkedIn.

Pemerintahan Joe Biden sebelumnya meluncurkan proyek dermaga yang mahal untuk membawa bantuan ke Jalur Gaza tahun lalu, tetapi secara luas dianggap gagal.

Kontraktor militer swasta Amerika telah mulai berdatangan ke Israel, menurut foto-foto yang dibagikan di media sosial yang memperlihatkan pria-pria berpakaian khaki dan berjanggut di bandara Ben Gurion di Tel Aviv.

MEE tidak dapat memverifikasi foto-foto tersebut secara independen.

Siapakah Phil Reilly dan Perusahaannya SRS?

MEE tidak dapat mengidentifikasi perekrut, Ali Ali, yang memiliki 13 koneksi LinkedIn dan tidak memiliki foto profil.

Namun, SRS dipimpin mantan perwira paramiliter CIA Phil Reilly, yang pernah bertugas di Asia, Afghanistan, dan Irak.

Dua mantan pejabat AS mengatakan kepada MEE bahwa Reilly telah mendapatkan kepercayaan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan beberapa pengusaha Israel yang dekat dengannya.

Perusahaannya telah lama menjadi favorit untuk mengamankan bantuan kemanusiaan ke Gaza dalam proyek yang menurut seorang pengusaha Israel dapat mencapai kontrak senilai "ratusan juta dolar".

SRS adalah salah satu kontraktor militer swasta yang bertanggung jawab mengamankan Koridor Netzarim Gaza selama gencatan senjata yang berlangsung singkat.

Pertempuran di Gaza sempat berhenti pada bulan Januari tetapi berlanjut lagi pada bulan Maret ketika Israel secara sepihak melanjutkan serangan ke daerah kantong tersebut.

Menurut laporan Reuters pada bulan Januari, kontraktor AS dibayar USD1.100 sehari untuk bekerja di Gaza, dengan uang muka USD10.000 untuk para veteran.

“Pekerjaan SRS selama gencatan senjata pertama sebagian besar dibayar oleh AS dan negara-negara Teluk,” ungkap seorang pejabat AS kepada MEE.

Senjata dan perlengkapan kontraktor militer swasta tersebut kemungkinan akan dipasok oleh AS.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada MEE bahwa kisaran gaji tersebut melebihi apa yang pernah dibayarkan mantan perusahaan keamanan AS Blackwater kepada para veteran.

SRS tidak merahasiakan hubungannya dengan Gaza di LinkedIn. Ia mengunggah artikel yang sangat bagus dari ABC News pada bulan April, berjudul, "Bagaimana sekelompok 'ayah pinggiran kota' mengamankan pos pemeriksaan penting di 'koridor kematian' Gaza."

PBB Ungkap Tidak Ada Bantuan yang Didistribusikan di Gaza

SRS meningkatkan perekrutan di LinkedIn tepat saat AS melobi PBB dan negara-negara Eropa pada awal Mei untuk menyetujui Yayasan Kemanusiaan Gaza, untuk mengawasi distribusi bantuan.

Yayasan tersebut sebagian besar akan menggantikan peran PBB dalam mendistribusikan bantuan Gaza. Dikatakan yayasan tersebut berencana untuk aktif pada akhir Mei.

Halaman lamaran pekerjaan SRS mengungkap bagaimana Israel dan AS dengan cepat bergerak menuju privatisasi dan militerisasi distribusi bantuan di Gaza.

Posisi lain yang sedang direkrut SRS adalah teknisi sistem citra, yang dapat menganalisis video gerak penuh.

Israel mengatakan berencana membuat "pusat" untuk mendistribusikan bantuan.

Di masa lalu, mereka telah menggunakan pos pemeriksaan untuk memisahkan pria dan wanita Palestina.

Awal bulan ini, kabinet Israel menyetujui rencana yang akan mengharuskan teknologi pengenalan wajah untuk diterapkan kepada warga Palestina sebelum mereka menerima bantuan apa pun. Mereka tengah mencari pendanaan asing untuk rencana tersebut.

Operasi tersebut dikecam kelompok-kelompok bantuan lintas partai, dan PBB mengatakan tidak akan mengambil bagian dalam pekerjaan yayasan tersebut.

Israel mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka akan mengizinkan sejumlah bantuan kemanusiaan masuk ke daerah kantong tersebut.

PBB mengatakan pada hari Selasa bahwa Israel telah mengizinkan empat truk berisi makanan bayi masuk ke daerah kantong tersebut, dan beberapa lusin truk lainnya berisi tepung, obat-obatan, dan persediaan nutrisi. Namun, PBB belum dapat mendistribusikan persediaan tersebut.

"Pihak berwenang Israel mengharuskan kami menurunkan persediaan di sisi Palestina dari penyeberangan Kerem Shalom dan memuatnya kembali secara terpisah setelah mereka mengamankan akses tim kami dari dalam Jalur Gaza," ujar juru bicara PBB Stephane Dujarric.

"Hari ini, salah satu tim kami menunggu beberapa jam hingga lampu hijau Israel untuk mengakses area Kerem Shalom dan mengambil persediaan nutrisi. Sayangnya, mereka tidak dapat membawa persediaan tersebut ke gudang kami," ujar dia.

Pakar kemanusiaan mengatakan Gaza berada di ambang kelaparan massal. Kepala kemanusiaan PBB Tom Fletcher mengatakan pada hari Selasa bahwa 14.000 bayi bisa meninggal dalam 48 jam ke depan jika bantuan tidak sampai tepat waktu.

Baca juga: Maroko Jadi Tuan Rumah Unit Militer Israel yang Bunuh 15 Petugas Medis di Gaza

(sya)

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages