AI untuk Rakyat, Bukan Sekadar Mesin Uang: Peringatan Keras Menkomdigi di Tengah Demam Kecerdasan Buatan | Sindonews

Super Media Informasi
By -
3 minute read
0

 Kecerdasan Buatan,

AI untuk Rakyat, Bukan Sekadar Mesin Uang: Peringatan Keras Menkomdigi di Tengah Demam Kecerdasan Buatan | Halaman Lengkap

logo-apps-sindo

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

Sabtu, 05 Juli 2025 - 10:58 WIB

AI untuk Rakyat, Bukan...

Meutya Hafid, secara tegas menuntut agar pengembangan AI di Tanah Air tidak hanya menjadi ajang pamer teknologi atau mesin pencetak uang bagi segelintir elit. Foto: Komdigi

JAKARTA 

- Di tengah "demam" kecerdasan buatan (AI) yang kini menjangkiti setiap sudut industri, peringatan keras dan fundamental datang dari Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi).

Meutya Hafid, secara tegas menuntut agar pengembangan AI di Tanah Air tidak hanya menjadi ajang pamer teknologi atau mesin pencetak uang bagi segelintir elite. Arahnya harus jelas: memberi manfaat nyata dan mempermudah kehidupan masyarakat luas.

Ini bukan sekadar imbauan. Ini adalah sebuah garis batas yang ditarik oleh pemerintah, pertaruhan untuk memastikan bahwa AI, sang "pedang bermata dua" ini, akan menjadi berkah, bukan bencana, bagi masa depan bangsa.

Kolaborasi sebagai Kunci, Bukan Monopoli

Meutya Hafid menekankan bahwa fondasi dari strategi AI nasional yang sehat adalah kolaborasi, bukan monopoli. Ia menunjuk contoh nyata dari kerja sama yang telah terjalin antara pemerintah dan sektor swasta, seperti peluncuran Indosat AI Experience Center di Jayapura, Papua, hasil kolaborasi dengan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).

Langkah ini adalah sebuah sinyal bahwa pemerintah membuka pintu bagi inovasi dari mana pun, selama tujuannya sejalan dengan kepentingan nasional.

"Kami sudah berada pada langkah untuk memimpin. Sekarang dengan dukungan Indosat dan pemangku kepentingan lainnya, kami sangat yakin bahwa bersama-sama dapat mengejar dan juga mempersempit kesenjangan dalam pengembangan AI di Indonesia," kata Menkomdigi dalam sebuah pernyataan resmi.

'Hantu' di Balik Kemajuan AI

Namun, di balik semua optimisme ini, ada sebuah "hantu" yang membayangi: risiko bahwa AI justru akan memperlebar jurang ketidaksetaraan. Tanpa arahan yang jelas, AI bisa berkembang menjadi alat yang hanya menguntungkan korporasi besar, menciptakan produk yang tidak terjangkau, atau bahkan menjadi mesin propaganda dan disinformasi yang canggih.

Inilah ketakutan terbesar yang coba dicegah oleh pemerintah. Arahan Menkomdigi adalah sebuah upaya preventif untuk "menjinakkan" monster AI sebelum ia tumbuh terlalu besar dan liar, memastikan bahwa setiap kemajuan teknologinya dapat dirasakan oleh petani di desa, nelayan di pesisir, dan pelaku UMKM di pasar tradisional, bukan hanya oleh para eksekutif di gedung-gedung pencakar langit Jakarta.

'Sahabat AI': Jawaban untuk Kedaulatan Digital?

Salah satu solusi yang diapresiasi dan didorong oleh Meutya adalah platform Sahabat AI yang dikembangkan oleh IOH. Platform ini dipuji karena ramah pengguna dan mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat.

"Tentunya kami mendukung inisiasi sovereign AI factory dengan Sahabat AI dan mendorong agar berkembang lebih jauh dengan mengundang banyak pengguna untuk masuk ke dalam Sahabat AI," ujarnya.

Istilah "sovereign AI factory" atau "pabrik AI yang berdaulat" ini sangat krusial. Ini adalah sebuah visi untuk menciptakan ekosistem AI yang "milik Indonesia", yang datanya dikelola di dalam negeri, dan yang algoritmanya dirancang untuk memahami konteks dan kebutuhan lokal.

Ini adalah sebuah benteng pertahanan terhadap "kolonisasi digital" oleh raksasa teknologi asing.

Pada akhirnya, arahan Menkomdigi ini adalah sebuah pertarungan untuk merebut "jiwa" dari revolusi AI di Indonesia.

Apakah teknologi ini akan menjadi alat pemberdayaan massal yang mengangkat jutaan orang dari kemiskinan dan keterbatasan? Ataukah ia hanya akan menjadi mainan baru bagi kaum kaya, yang semakin memperdalam jurang antara si kayadansimiskin?

(dan)

Iklan - Scroll untuk melanjutkan

Iklan - Scroll untuk melanjutkan

wa-channel

Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

Follow

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

 Klik Disini 

untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

Infografis

Lima Makanan Sehat Pereda...

Lima Makanan Sehat Pereda Demam di Tengah Pandemi

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
Today | 3, August 2025