Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Ingin Cepat Kaya? Kerja, Jangan Judi - Kumpulan Informasi Teknologi Hari ini, Setiap Hari Pukul 16.00 WIB
    Home Berita Dunia Internasional Featured Kabel Bawah Laut

    AS Berencana Melarang Teknologi China Dipakai untuk Kabel Bawah Laut | Sindonews

    5 min read

     Dunia Internasional, Berita,

    AS Berencana Melarang Teknologi China Dipakai untuk Kabel Bawah Laut | Halaman Lengkap

    logo-apps-sindo

    Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

    Minggu, 20 Juli 2025 - 18:51 WIB

    AS Berencana Melarang...

    Teknologi Kabel Bawah Laut China. FOTO/ CNET

    BEIJING 

    -

     Amerika Serikat 

    (AS) berencana menerapkan aturan baru yang akan melarang penggunaan teknologi China pada kabel bawah laut yang menghubungkan negara tersebut.

    BACA JUGA - InfrastrukturJaringan Internet Bawah Laut BNCS-1 Diperluas

    FCC berencana melarang penggunaan teknologi China pada kabel bawah laut yang menghubungkan AS sebagai langkah untuk memperkuat keamanan siber dan fisik.

    Peraturan baru ini menargetkan perusahaan-perusahaan dari negara-negara yang dikategorikan sebagai "musuh asing" seperti Huawei dan ZTE, dan mendorong penggunaan komponen dan kapal pemeliharaan milik AS.

    Langkah ini didorong oleh insiden keamanan dan geopolitik, termasuk pemutusan kabel bawah laut yang terhubung ke Tiongkok, serta upaya untuk mendukung perluasan pusat data dan teknologi AI di AS.

    Menurut Komisi Komunikasi Federal AS (FCC), langkah ini merupakan langkah untuk memperkuat keamanan siber dan fisik infrastruktur komunikasi negara tersebut.

    Ketua FCC, Brendan Carr, mengatakan partainya akan memberikan suara pada 7 Agustus untuk menyetujui aturan yang bertujuan mencegah perusahaan dari negara-negara yang dikategorikan sebagai "musuh asing" memasok peralatan atau memperoleh lisensi untuk membangun dan mengoperasikan kabel bawah laut yang menghubungkan Amerika Serikat.

    "Kami telah menyaksikan infrastruktur kabel bawah laut terancam dalam beberapa tahun terakhir oleh musuh asing seperti China. Oleh karena itu, kami mengambil tindakan untuk melindungi kabel-kabel ini dari kepemilikan dan akses pihak luar, serta ancaman siber dan fisik," ujarnya.

    Kabel bawah laut merupakan tulang punggung 99 persen lalu lintas internet internasional, menjadikannya target utama dalam konflik geopolitik dan intelijen.

    Sejak 2020, otoritas AS telah membatalkan setidaknya empat proyek kabel yang direncanakan untuk menghubungkan negara tersebut dengan Hong Kong karena masalah keamanan.

    Aturan baru ini akan memengaruhi perusahaan-perusahaan dalam daftar entitas ancaman FCC, termasuk Huawei, ZTE, China Telecom, dan China Mobile.

    Selain melarang penggunaan peralatan dari perusahaan-perusahaan tersebut, FCC juga mengusulkan insentif bagi perusahaan-perusahaan AS untuk memasok komponen, serta penggunaan kapal pemeliharaan milik AS untuk pekerjaan perbaikan kabel bawah laut.

    Langkah ini sejalan dengan Memorandum Investasi America First Presiden Donald Trump, yang menekankan bahwa keamanan ekonomi merupakan bagian dari keamanan nasional.

    FCC menyatakan bahwa investasi pada kabel bawah laut juga penting untuk mendukung pengembangan pusat data dan teknologi kecerdasan buatan (AI) di AS.

    Insiden pemotongan kabel bawah laut di Laut Baltik dan di sekitar Kepulauan Matsu Taiwan, yang telah terhubung dengan kapal-kapal China, juga menjadi faktor pendorong usulan ini.

    FCC juga membuka masukan publik mengenai langkah-langkah tambahan untuk memperkuat keamanan kabel bawah laut dari pengaruh luar.

    (wbs)

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    wa-channel

    Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

    Follow

    Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

     Klik Disini 

    untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

    Infografis

    AS Mulai Bagikan Info...

    AS Mulai Bagikan Info Intel Ruang Angkasa Sensitif China-Rusia

    Komentar
    Additional JS