Dunia Dibanjiri 56 Juta Unit EV, tapi Kuburan Mobil Tua di China Semakin Menganga | Sindonews
Dunia Internasional,
Dunia Dibanjiri 56 Juta Unit EV, tapi Kuburan Mobil Tua di China Semakin Menganga | Halaman Lengkap


Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Selasa, 01 Juli 2025 - 13:01 WIB
China, dengan 31,4 juta unit mobil listriknya, membuat Amerika Serikat (6,4 juta unit) dan Jerman (2,6 juta unit) terlihat seperti pemain kecil. Foto: AFP
- Jalanan di seluruh dunia kini dipenuhi oleh hampir 56 juta mobil listrik, tonggak sejarah yang menandai kemenangan revolusi kendaraan ramah lingkungan. Namun, di balik euforia angka fantastis ini, anomali yang membingungkan dan sedikit mengerikan mulai terungkap: pertumbuhan jumlah total mobil listrik di jalanan justru melambat.
Pusat dari paradoks ini adalah China. Sang naga Asia tidak hanya mendominasi pasar dengan 31,4 juta mobil listrik—lebih dari separuh total armada global—tetapi juga menjadi sumber dari sebuah "lubang hitam" misterius yang menelan jutaan mobil listrik setiap tahunnya.
Dominasi Absolut dan Misteri Mengejutkan
Laporan terbaru lembaga riset energi Jerman, ZSW, melukiskan gambaran dominasi absolut. China, dengan 31,4 juta unitnya, membuat Amerika Serikat (6,4 juta unit) dan Jerman (2,6 juta unit) terlihat seperti pemain kecil.Namun, laporan yang sama juga mengungkap keanehan. Meskipun penjualan mobil listrik baru terus meroket, pertumbuhan bersih jumlah mobil di jalanan (setelah dikurangi mobil yang tak lagi dipakai) justru menurun. Pada 2024, armada global hanya bertambah 13,8 juta unit, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 14,2 juta unit.
Ada sebuah "lubang" sebesar 3,7 juta unit antara mobil baru yang terdaftar dan pertumbuhan armada sesungguhnya, dan sebagian besar lubang ini berada di China.
"Kami awalnya terkejut dengan angka-angka dari China," aku Andreas Püttner dari ZSW, menyiratkan adanya sebuah fenomena yang tidak terduga.
Di Balik Misteri: Kerakusan akan Teknologi Baru dan Lahirnya 'Kuburan' Digital
Apa yang sebenarnya terjadi? Jawabannya terletak pada dua faktor saling terkait di pasar China yang hiper-kompetitif.1. Gelombang Pertama Mobil Listrik yang Menjadi Usang: Pasar mobil listrik China adalah yang paling matang di dunia. Artinya, gelombang pertama mobil listrik yang mereka beli bertahun-tahun lalu kini mulai mencapai akhir masa pakainya. Mobil-mobil ini mulai masuk ke "kuburan"—dihancurkan atau tak lagi digunakan.
2. Kerakusan akan Inovasi: Inilah faktor yang paling dramatis. Para produsen di China berlomba-lomba meluncurkan model-model baru dengan kecepatan yang gila. Setiap beberapa bulan, muncul mobil baru dengan teknologi yang lebih canggih, baterai yang lebih tahan lama, dan fitur digital yang lebih memukau.
Akibatnya, konsumen China, yang sangat haus akan teknologi terbaru, dengan cepat "membuang" mobil listrik mereka yang mungkin baru berumur dua atau tiga tahun untuk beralih ke model yang lebih baru. Siklus konsumsi yang rakus ini menciptakan tingkat pergantian mobil yang sangat tinggi, yang berarti semakin banyak mobil "tua" yang harus disingkirkan dari jalanan.
Pertanyaan Kritis untuk Masa Depan
Pada akhirnya, fenomena ini adalah pengingat keras. Revolusi mobil listrik telah memasuki babak baru yang lebih kompleks. Ini bukan lagi hanya tentang menjual mobil baru, tetapi juga tentang mengelola jutaan mobil listrik bekas yang menjadi usang dalam waktu yang sangat singkat.Pertanyaannya kini bukan lagi soal seberapa cepat kita bisa beralih ke mobil listrik, tetapi apakah kita sedang menciptakan sebuah masalah lingkungan baru? Apakah kerakusan akan inovasi ini akan melahirkan "gunung sampah" baterai dan komponen elektronik yang jauh lebih besar dari yang pernahkitabayangkan?
(dan)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

4 Skenario Timnas Indonesia di Babak 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026