Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Ingin Cepat Kaya? Kerja, Jangan Judi - Kumpulan Informasi Teknologi Hari ini, Setiap Hari Pukul 16.00 WIB
    Home Berita Featured Hacker Keamanan Digital Qantas

    Maskapai Penerbangan Qantas Dibobol Hacker, Jutaan Data Penumpang Dicuri | Sindonews

    5 min read

     

    Maskapai Penerbangan Qantas Dibobol Hacker, Jutaan Data Penumpang Dicuri | Halaman Lengkap

    logo-apps-sindo

    Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

    Rabu, 02 Juli 2025 - 11:26 WIB

    Maskapai Penerbangan...

    Maskapai penerbangan Australia, Qantas, menjadi korban serangan siber, yang mengancam keamanan data jutaan pelanggan. FOTO/iStock

    JAKARTA 

    - Maskapai penerbangan Australia, Qantas, menjadi korban serangan siber, yang mengancam keamanan data sekitar 6 juta pelanggan. Insiden ini menambah daftar panjang serangan digital terhadap perusahaan besar di sektor penerbangan global.

    Qantas mengklaim telah berhasil mengamankan sistem yang menjadi sasaran peretasan. Sistem yang diserang merupakan platform pihak ketiga untuk pusat layanan pelanggan yang menyimpan data pribadi jutaan penumpang.

    Data yang berpotensi bocor mencakup nama lengkap, alamat email, nomor telepon, tanggal lahir, dan nomor frequent flyer. Namun, Qantas menegaskan informasi sensitif seperti detail kartu kredit, data keuangan, dan nomor paspor tidak termasuk dalam kebocoran ini.

    "Kami memastikan bahwa tidak ada akun frequent flyer yang dikompromikan, termasuk password, PIN, atau informasi login lainnya," ujar manajemen Qantas dalam pernyataan resmi dikutip The Guardian, Rabu (2/7).

    Baca Juga: Perang Siber Gagal Jebol Sistem Perbankan Iran, Transaksi Justru Naik Jadi Rp1.436 Triliun

    Serangan pertama kali terdeteksi Senin (30/6), dan tim keamanan langsung mengambil tindakan pengamanan. Meski belum bisa memastikan jumlah pasti data yang dicuri, Qantas memperkirakan skalanya "sangat signifikan".

    Pola serangan menunjukkan kemiripan dengan modus operandi kelompok hacker Scattered Spider yang dikenal sering menargetkan sektor penerbangan dan ritel di AS dan Inggris. Kelompok hacker ini tergolong unik karena terdiri dari penutur asli bahasa Inggris dari negara-negara seperti AS, Inggris, dan Kanada. FBI bahkan telah mengeluarkan peringatan khusus tentang aktivitas mereka pekan lalu.

    "Kelompok ini menggunakan teknik social engineering yang canggih, termasuk menyamar sebagai karyawan untuk menipu tim IT dan melewati sistem autentikasi dua faktor," ungkap pernyataan FBI di platform X.

    Baca Juga: Israel Ancam Ubah Gaza jadi Debu jika Hamas Tidak Setujui Gencatan Senjata

    Qantas telah melaporkan insiden ini kepada otoritas terkait termasuk Australian Cyber Security Centre dan Kepolisian Federal Australia. Maskapai ini juga telah mengerahkan tim ahli keamanan siber independen untuk menyelidiki kasus tersebut.

    CEO Qantas, Vanessa Hudson, menyampaikan permohonan maaf kepada pelanggan. "Kami menyadari kekhawatiran yang timbul dan berkomitmen memberikan dukungan penuh," ujarnya.

    Maskapai menyiapkan saluran khusus untuk memberikan update terkini kepada pelanggan. Insiden ini terjadi di tengah tren peningkatan serangan siber di Australia. Data terbaru menunjukkan kenaikan 25% kasus kebocoran data pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, dengan sektor kesehatan dan pemerintahan menjadi yang paling rentan.

    (nng)

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    wa-channel

    Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

    Follow

    Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

     Klik Disini 

    untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

    Infografis

    Kantong Teh Melepaskan...

    Kantong Teh Melepaskan Jutaan Mikroplastik dan Diserap Sel Usus

    Komentar
    Additional JS