Kecerdasan Buatan
Tembok Digital Berlin: Jerman Minta Google & Apple Hukum Mati Aplikasi AI China DeepSeek | Halaman Lengkap

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Selasa, 01 Juli 2025 - 13:35 WIB
Permintaan Jerman kepada Google dan Apple ini bukanlah sekadar gertakan. Ini adalah langkah pertama yang berpotensi memicu efek domino di seluruh benua. Foto: ist
- Sebuah "Tembok Berlin" versi digital kini tengah dibangun di jantung Eropa. Jerman, dalam sebuah langkah yang dramatis dan sarat akan ketegangan geopolitik, secara resmi meminta Google dan Apple untuk mempertimbangkan pemblokiran total terhadap DeepSeek, sebuah aplikasi kecerdasan buatan (AI) asal China yang popularitasnya meroket.
Ini bukan sekadar sengketa teknis. Ini adalah tuduhan serius yang bisa memicu perang data lintas benua. Otoritas perlindungan data Berlin menuduh DeepSeek "melanggar hukum", mengirimkan data pengguna Jerman ke China, tindakan yang dianggap sebagai ancaman langsung terhadap privasi dan keamanan warga Eropa.
'Pintu Belakang' ke Data Eropa?
Di jantung masalah ini, ada sebuah ketakutan besar: bahwa data pribadi warga Jerman—percakapan mereka, pertanyaan mereka, informasi sensitif mereka—bisa dengan mudah diakses oleh otoritas China.Di bawah aturan ketat Uni Eropa, General Data Protection Regulation (GDPR), pengiriman data ke luar wilayah dilarang keras kecuali negara tujuan memiliki tingkat perlindungan yang setara. China, dengan undang-undang keamanannya yang luas, dianggap tidak memenuhi standar tersebut.
"DeepSeek tidak mampu menunjukkan secara meyakinkan kepada otoritas saya bahwa data pengguna Jerman dilindungi di China pada tingkat yang setara dengan Uni Eropa," tegas Meike Kamp, Komisioner Perlindungan Data Berlin. "Otoritas China memiliki hak akses yang luas terhadap data pribadi dalam lingkup pengaruh perusahaan-perusahaan China."
Pernyataan ini adalah sebuah tuduhan langsung bahwa DeepSeek bisa menjadi "pintu belakang" bagi pemerintah China untuk mengintip data warga Eropa.
Efek Domino yang Mengancam
Permintaan Jerman kepada Google dan Apple ini bukanlah sekadar gertakan. Ini adalah langkah pertama yang berpotensi memicu efek domino di seluruh benua."Sangat mungkin insiden ini dapat menyebabkan larangan di seluruh Uni Eropa karena aturan yang berlaku di Jerman sama dengan di tempat lain di UE," ujar Matt Holman, seorang pengacara spesialis AI dan data di Cripps, kepada CNBC.
Jika Google dan Apple menuruti permintaan Jerman dan menghapus DeepSeek dari App Store dan Play Store, ini secara efektif akan menjadi "hukuman mati" bagi aplikasi tersebut di pasar Eropa yang sangat menggiurkan.
Ini bukanlah masalah pertama DeepSeek di Eropa. Otoritas Italia sebelumnya telah memerintahkan pemblokiran aplikasi ini, sementara Irlandia juga telah meminta informasi mengenai pemrosesan data mereka. Tembok regulasi di sekitar DeepSeek tampaknya semakin tinggi dan semakin rapat.
Pertarungan di Balik Layar
Dunia kini menyaksikan sebuah drama tingkat tinggi. Di satu sisi, ada pertarungan publik di mana regulator Eropa berusaha keras melindungi data warganya dari jangkauan China.Namun di sisi lain, di balik layar, terjadi sebuah ironi besar: para raksasa teknologi Amerika seperti Meta justru sibuk "membajak" dan merekrut talenta-talenta AI terbaik dari China dengan bonus jutaan dolar untuk memenangkan perang teknologi.
Pada akhirnya, kasus DeepSeek ini lebih dari sekadar soal satu aplikasi. Ini adalah sebuah cerminan dari perang dingin teknologi yang semakin kompleks dan penuh paradoks. Ini adalah pertarungan tentang data, privasi, dan siapa yang pada akhirnya akan mengendalikan masa depan kecerdasan buatan. Dan dalam pertarungan ini, Google dan Apple kini dipaksa untukmemilihpihak.
(dan)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

Mark Zuckerberg Ungkap Rencana AI Google dan Apple Ciptakan Tuhan