Tung Tung Sahur Lucu Tapi Berbahaya? Ini Cara Cegah Anak Kecanduan Konten Meme Anomali - Halaman all - Serambinews

SERAMBINEWS.COM - Untuk para moms jangan remehkan konten lucu yang beredar di internet. Di balik karakter yang menggemaskan seperti Tung Tung Tung Sahur dan Ballerina Cappuccina, terselip cerita kelam yang tidak pantas untuk dikonsumsi anak-anak.
Ironisnya, konten Tung Tung Sahur dan Ballerina Cappuccina ini semakin populer di kalangan anak dan remaja yang padahal banyak narasi di dalamnya mengandung unsur perselingkuhan, kekerasan, hingga seksualisasi karakter.
Fenomena meme ini dikenal dengan sebutan meme anomali yaitu konten yang tampak lucu, absurd, atau tidak biasa di permukaan, tapi menyimpan pesan yang tidak layak untuk anak di baliknya.
Lalu, bagaimana cara orangtua mencegah anak terpapar atau bahkan kecanduan konten seperti ini?
Melansir dari Kompas, Psikolog klinis anak dan remaja dari Layanan Psikologi JEDA di Bandar Lampung, Nanda Erfani Saputri, M.Psi., membagikan tiga langkah penting yang bisa dilakukan orangtua untuk menghadapi fenomena ini.
Kenali dan Pahami Isi Konten Meme Anomali
Langkah pertama yang krusial adalah: jangan asal larang, tapi pahami dulu kontennya.
Baca juga: Apa Itu Tung Tung Sahur? Anak Gen Alpha Lagi Demen, Asal Usul Meme Anomali yang Viral di TikTok 2025
Misalnya, karakter Ballerina Cappuccina mungkin terlihat lucu, namun di beberapa versi, ia digambarkan sebagai tokoh pelaku perselingkuhan.
Cerita semacam ini jelas tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan di rumah. Sebaliknya, Tung Tung Tung Sahur memiliki latar cerita religius, meski tetap perlu disaring sebelum diberikan kepada anak.
Dengan memahami isi dan pesan konten, orangtua bisa menjelaskan secara logis kepada anak mengapa suatu konten tidak boleh untuk ditonton.
Bersikap Kompak dan Konsisten antar Orangtua
Nanda menekankan pentingnya kekompakan dalam menerapkan aturan. Anak akan bingung jika menerima pesan yang berbeda dari ayah dan ibu.
Konsistensi ini membantu anak memahami bahwa aturan yang diterapkan adalah demi kebaikan mereka, bukan bentuk larangan sepihak.
Dengan kekompakan, anak akan lebih mudah memahami batasan yang diterapkan dan tidak kebingungan soal aturan yang berubah-ubah.
Baca juga: Ketagihan Tung Tung Tung Sahur, Meme Anomali yang Bikin Gen Alpha Terhipnotis, Orangtua Harus Tahu!
Bangun Komunikasi Dua Arah, Jangan Hanya Melarang
Jika anak sudah terlanjur menonton atau menyukai konten meme anomali, pendekatan yang paling bijak adalah membangun komunikasi dua arah.
Orangtua perlu bertanya, “Apa yang kamu suka dari karakter ini?” Bisa jadi anak menyukai bentuk visualnya, musiknya, atau ceritanya yang seru.
Dari sini, orangtua bisa mengarahkan anak untuk tetap menikmati hiburan yang positif dan sesuai usia.
Idealnya, anak hanya boleh menonton konten ini dengan pendampingan orangtua. Jika tidak bisa mendampingi, orangtua harus menyaring terlebih dulu konten sebelum diberikan ke anak.
Di era digital ini anak-anak tak bisa dijauhkan sepenuhnya dari internet. Namun, orangtua tetap punya peran kunci dalam menjaga mereka dari konten berbahaya yang tersebar luas di sosial media.
Dengan cara:
- Memahami isi konten
- Menetapkan batasan bersama
- Dan membangun komunikasi terbuka
Baca juga: Ini Dia Asal Mula Tung Tung Tung Sahur, Ballerina Cappucina dan Mahluk Anomali Lainnya yang Viral
Meme anomali memang menarik, tapi tidak semuanya aman untuk anak-anak. Orangtua perlu terlibat aktif, memahami isi konten, dan menjalin komunikasi terbuka dengan anak.
Dengan langkah ini, anak bisa tetap menikmati hiburan digital tanpa risiko paparan nilai yang tidak sesua
Jadi sudahkah para moms tahu apa yang sedang ditonton anakmu hari ini? Jangan tunggu sampai terlambat dan jadilah orangtua yang terlibat, bukan yang hanya melarang.
Karena tidak semua konten meme yang beredar di media sosial cocok untuk anak-anak.
(Serambinews.com/Gina Zahrina)
0 Komentar