Microsoft Selidiki Klaim Israel Gunakan Azure untuk Memata-matai Warga Palestina | SINDOnews
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah
Microsoft Selidiki Klaim Israel Gunakan Azure untuk Memata-matai Warga Palestina | Halaman Lengkap
Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Senin, 18 Agustus 2025 - 13:23 WIB
Microsoft Selidiki Klaim Israel Gunakan Azure. FOTO/ GUARDIAN
- Microsoft telah meluncurkan investigasi formal melalui firma hukum Covington & Burling, mengklaim bahwa penggunaan Azure untuk pengawasan sipil merupakan pelanggaran terhadap ketentuan layanannya
Hampir dua minggu lalu, Israel dituduh menggunakan infrastruktur cloud Microsoft Azure untuk melakukan pengawasan massal terhadap panggilan telepon warga Palestina, menurut investigasi gabungan oleh The Guardian, +972 Magazine, dan Local Call.
Israel dituduh menggunakan Microsoft Azure untuk menyimpan rekaman panggilan telepon warga Palestina untuk operasi spionase dan militer.
Microsoft telah meluncurkan investigasi formal melalui firma hukum Covington & Burling, mengklaim bahwa penggunaan Azure untuk pengawasan sipil merupakan pelanggaran terhadap ketentuan layanannya.
Gerakan BDS terus menekan Microsoft atas keterlibatannya dengan Israel, yang menyebabkan kerugian signifikan bagi perusahaan lain seperti Starbucks dan McDonald's.
Microsoft akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi kepada The Guardian akhir pekan lalu yang menyatakan telah meluncurkan investigasi untuk mengonfirmasi tuduhan serius ini.
Investigasi ini akan dilakukan oleh firma hukum Covington & Burling, dengan Microsoft menegaskan bahwa penggunaan Azure untuk menyimpan berkas data panggilan telepon yang diperoleh melalui pengawasan massal atau meluas terhadap warga sipil di Gaza dan Tepi Barat dilarang oleh ketentuan layanannya.
Sistem mata-mata Israel telah dijalankan oleh Unit 8200 sejak tahun 2022, dengan data yang dikumpulkan kemudian digunakan untuk membantu melancarkan serangan udara dan merencanakan operasi militer di Gaza dan Tepi Barat.
Dalam dokumen yang bocor, rekaman panggilan telepon Palestina disimpan di pusat data Azure yang berlokasi di Belanda dan Irlandia.
Dalam basis data Belanda saja, lebih dari 200 juta jam rekaman audio disimpan, menghabiskan ruang penyimpanan sebesar 11.500 TB.
Ini adalah investigasi eksternal kedua yang dilakukan oleh Microsoft.
Pada bulan Mei, investigasi pertama tidak menemukan bukti bahwa teknologi Azure dan kecerdasan buatan (AI) digunakan oleh Israel untuk merugikan warga Gaza.
Investigasi pertama dilakukan setelah Microsoft dikritik karena memiliki kontrak untuk menyediakan layanan cloud bagi Israel senilai USD133 juta.
Tekanan terhadap Microsoft meningkat setelah laporan dari The Guardian, +972 Magazine, dan Local Call diterbitkan.
Microsoft termasuk di antara perusahaan yang masuk dalam daftar gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) internasional karena keterlibatan mereka dengan rezim Zionis yang secara aktif melakukan genosida di Palestina.
Gerakan BDS telah menyebabkan kerugian besar bagi Starbucks dan McDonald's, yang memaksa penutupan restoran di negara-negara mayoritas Muslim.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Infografis

Prabowo Bakal Ungsikan 1.000 Warga Palestina ke Indonesia