Operator Mulai Gunakan Teknologi Kuantum Untuk Tingkatkan Kapasitas 5G - Tabengan
Internet,
Operator Mulai Gunakan Teknologi Kuantum Untuk Tingkatkan Kapasitas 5G

Tabengan.com – Dunia telekomunikasi kembali memasuki era revolusioner. Kali ini bukan karena kecerdasan buatan (AI) atau jaringan 6G yang masih dalam tahap riset, tetapi karena operator mulai gunakan teknologi kuantum untuk tingkatkan kapasitas 5G secara nyata. Dalam langkah strategis dan visioner, operator besar Jepang SoftBank Corp menjadi pelopor dalam integrasi komputasi kuantum ke dalam jaringan 5G, membuka babak baru dalam efisiensi spektrum dan kualitas jaringan seluler masa depan.
Langkah ini menjadi bukti bahwa era komunikasi masa depan tidak hanya akan digerakkan oleh AI, tetapi juga oleh kekuatan mekanika kuantum. Artikel ini membahas tuntas bagaimana operator mulai gunakan teknologi kuantum untuk tingkatkan kapasitas 5G, hasil uji coba SoftBank, dampaknya terhadap industri, hingga potensi adopsi global.
SoftBank: Operator Pertama yang Terapkan Komputasi Kuantum di Jaringan 5G
SoftBank Corp mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mengintegrasikan komputasi kuantum dalam proses optimalisasi jaringan 5G, khususnya untuk pengaturan Carrier Aggregation (CA) — teknologi penting yang memungkinkan perangkat menggunakan beberapa pita frekuensi sekaligus demi meningkatkan kecepatan dan stabilitas jaringan.
Apa Itu Carrier Aggregation?
CA atau agregasi operator memungkinkan smartphone mengakses dua atau lebih pita frekuensi secara bersamaan. Ini seperti memberikan lebih dari satu jalur tol untuk data agar bisa melintas dengan lebih cepat. Namun, untuk mencapai konfigurasi CA optimal, diperlukan penghitungan yang sangat kompleks—di sinilah teknologi kuantum masuk berperan.
Teknologi Kuantum dan Mesin Ising: Solusi Optimisasi yang Revolusioner
Untuk mengatasi tantangan tersebut, SoftBank menggunakan mesin Ising—sebuah mesin kuantum yang dirancang untuk menyelesaikan masalah optimasi kombinatorial, seperti menentukan konfigurasi tautan antar stasiun pangkalan dalam sistem CA.
Bagaimana cara kerjanya?
- Mesin Ising mengevaluasi jutaan kemungkinan konfigurasi dalam waktu sangat singkat.
- Output-nya adalah kombinasi tautan antar stasiun yang memberikan area cakupan CA paling luas dan efisien.
- Hasil konfigurasi tersebut lalu diuji dalam simulasi untuk mengukur performa jaringan.
Inilah titik di mana operator mulai gunakan teknologi kuantum untuk tingkatkan kapasitas 5G, bukan sekadar konsep teoritis, tetapi dengan hasil nyata.
Hasil Uji Coba: Cakupan CA Lebih Luas, Kecepatan Meningkat Hingga 50%
Dalam uji coba di wilayah Tokyo, SoftBank mencatatkan:
- Peningkatan cakupan CA di area padat penduduk.
- Kapasitas transmisi data meningkat hingga 50%.
- Rata-rata kecepatan downlink meningkat sekitar 10%.
Ini menjadi bukti konkrit bahwa teknologi kuantum tidak hanya mempercepat proses perhitungan, tetapi juga meningkatkan pengalaman pengguna akhir secara signifikan.
“Dengan pendekatan berbasis kuantum, kami mampu mencapai efisiensi yang sebelumnya mustahil dalam konfigurasi jaringan 5G kami,” ujar perwakilan SoftBank.
Tren Global: Apakah Operator Lain Akan Mengikuti?
Seiring operator mulai gunakan teknologi kuantum untuk tingkatkan kapasitas 5G, muncul pertanyaan: Apakah operator lain akan mengikuti jejak SoftBank?
Jawabannya: kemungkinan besar, ya.
Beberapa alasan kuat:
- Pertumbuhan data seluler eksponensial: Dunia memerlukan jaringan yang lebih pintar dan fleksibel.
- AI saja tidak cukup: Meskipun AI telah merevolusi banyak aspek jaringan, kuantum menawarkan skala dan kecepatan lebih tinggi untuk masalah tertentu.
- Teknologi kuantum kini lebih mudah diakses: Banyak vendor teknologi seperti Fujitsu, D-Wave, dan IBM kini menawarkan layanan komputasi kuantum berbasis cloud.
Lanskap Industri 5G Jepang: SoftBank Bersaing Ketat dengan NTT Docomo, KDDI, dan Rakuten
Sejak peluncuran layanan 5G komersial pada Maret 2020, Jepang memiliki empat operator besar:
- NTT Docomo: Pemimpin pasar berdasarkan jumlah pelanggan.
- KDDI (au): Diakui karena performa jaringan 5G Standalone (SA).
- Rakuten Mobile: Terdepan dalam kategori pengalaman gaming dan kecepatan upload/download.
- SoftBank Corp: Fokus pada ekspansi jangkauan dan efisiensi spektrum.
Dengan investasi besar dalam kuantum, SoftBank kini mencoba mengejar keunggulan kompetitif di bidang efisiensi dan kapabilitas jaringan, bukan sekadar jumlah pelanggan.
Potensi Adopsi Teknologi Kuantum di Infrastruktur Telekomunikasi
Implementasi teknologi kuantum seperti ini tidak hanya berdampak pada efisiensi jaringan, tapi juga membuka peluang di bidang lain, seperti:
- Deteksi interferensi lebih cepat
- Alokasi spektrum otomatis
- Routing optimal secara real-time
- Simulasi jaringan dalam skala besar
Inilah mengapa operator mulai gunakan teknologi kuantum untuk tingkatkan kapasitas 5G juga menjadi perhatian pemerintah dan regulator.
Target SoftBank: Cakupan 64% Populasi Jepang dengan 5G di 2025
SoftBank menargetkan jangkauan 5G yang mencapai sekitar 64% populasi Jepang pada tahun 2025. Untuk mewujudkannya, mereka:
- Menambah ribuan stasiun pangkalan baru setiap tahun
- Berinvestasi dalam sistem otomasi jaringan
- Mengintegrasikan komputasi kuantum dan AI secara bersamaan
Langkah ini bukan sekadar mengejar kecepatan, tetapi juga memastikan resiliensi dan skalabilitas jaringan.
Efek Langsung ke Pengguna: Gaming, Streaming, dan VR Lebih Lancar
Jika operator mulai gunakan teknologi kuantum untuk tingkatkan kapasitas 5G, maka pengguna akan merasakan:
- Buffering hampir nol saat streaming video 4K/8K
- Pengalaman bermain game cloud tanpa lag
- Akses ke layanan AR/VR secara lebih stabil
- Peningkatan performa video call dan konferensi online
Hal ini bisa membuka jalan bagi lebih banyak aplikasi mobile berbasis realitas campuran dan kecerdasan buatan.
Masa Depan: Quantum-5G dan Revolusi Jaringan Otomatis
Kolaborasi antara teknologi kuantum dan jaringan 5G akan menciptakan apa yang oleh para peneliti disebut sebagai Quantum-Aided 5G Networks (Q-5G), yaitu:
- Jaringan yang mampu belajar sendiri
- Mengoptimalkan dirinya secara dinamis
- Memprediksi lalu lintas jaringan secara real-time
- Memiliki kapasitas hampir tidak terbatas untuk pengguna aktif
Inilah masa depan yang tengah dibangun saat operator mulai gunakan teknologi kuantum untuk tingkatkan kapasitas 5G.
Tantangan dan Hambatan
Meski menjanjikan, ada beberapa tantangan besar:
- Biaya komputasi kuantum masih tinggi
- Kurangnya SDM yang memahami kuantum dan telekomunikasi sekaligus
- Kompleksitas integrasi dengan sistem jaringan konvensional
- Regulasi belum sepenuhnya siap menyambut era kuantum
Namun seperti halnya teknologi AI dan cloud di masa lalu, tantangan ini lambat laun akan teratasi seiring meningkatnya adopsi dan investasi.
Kesimpulan: Era Quantum-Enabled Networks Telah Dimulai
Operator mulai gunakan teknologi kuantum untuk tingkatkan kapasitas 5G bukan lagi konsep futuristik, melainkan kenyataan yang sedang dibentuk hari ini. SoftBank telah membuktikan bahwa:
- Teknologi kuantum bisa diintegrasikan ke jaringan 5G secara fungsional
- Dampaknya nyata terhadap cakupan dan kecepatan
- Potensinya sangat besar untuk industri komunikasi masa depan
Ketika operator lain mengikuti jejak ini, kita akan melihat jaringan seluler yang tidak hanya cepat, tapi juga cerdas, dinamis, dan dapat disesuaikan secara real-time.
Quantum adalah kunci, dan 5G adalah pintunya. Dunia tengah memasuki babak baru komunikasi tanpa batas.
Post Views: 70