Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Ingin Cepat Kaya? Kerja, Jangan Judi - Kumpulan Informasi Teknologi Hari ini, Setiap Hari Pukul 16.00 WIB
    Home Featured GPS Istimewa Spesial Uni Eropa

    Pesawat Presiden Uni Eropa Alami Gangguan GPS, Rusia Diduga Terlibat - Beritasatu

    2 min read

     

    Pesawat Presiden Uni Eropa Alami Gangguan GPS, Rusia Diduga Terlibat


    Brussels, Beritasatu.com –  Pesawat yang membawa Presiden Uni Eropa, Ursula von der Leyen, mengalami gangguan GPS saat bersiap mendarat di Bulgaria pada Minggu (31/8/2025). Pihak Uni Eropa pada Senin (1/9/2025) menuding Rusia diduga berada di balik insiden berbahaya tersebut.

    Uni Eropa menyatakan, otoritas Bulgaria menduga gangguan itu disebabkan oleh campur tangan terang-terangan dari Moskow, meski belum jelas apakah penerbangan carteran tersebut sengaja ditargetkan.

    “Kami dapat mengonfirmasi bahwa memang terjadi gangguan GPS,” kata juru bicara Uni Eropa, Arianna Podesta, dalam konferensi pers di Brussels.

    Meski demikian, pesawat berhasil mendarat dengan selamat di Bandara Internasional Plovdiv, Bulgaria selatan, tanpa perlu mengubah rute.

    Von der Leyen (66 tahun), berada di Bulgaria dalam rangka tur ke tujuh negara anggota Uni Eropa di kawasan timur yang dianggap lebih rentan terhadap ancaman hibrida Rusia.

    Uni Eropa menambahkan, kawasan tersebut telah kerap mengalami aktivitas gangguan dan spoofing serupa dan Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi kepada sejumlah perusahaan yang diyakini terlibat.

    Pemerintah Bulgaria membenarkan terjadinya insiden itu. “Selama penerbangan yang membawa Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen ke Plovdiv, sinyal satelit GPS pesawat terputus,” demikian pernyataan resmi pemerintah.

    “Untuk menjaga keselamatan penerbangan, layanan kontrol udara segera menawarkan metode pendaratan alternatif menggunakan alat navigasi darat,” lanjut pernyataan itu.

    Laporan awal dari Financial Times, media yang pertama kali memberitakan insiden ini, menyebutkan bahwa pesawat bahkan terpaksa mendarat menggunakan peta kertas.

    Simak berita dan artikel lainnya di Google News

    Ikuti yang terbaru di WhatsApp Channel Beritasatu

    Komentar
    Additional JS