Spesifikasi dan Harga di Balik Polemik Chromebook Pilihan Nadiem Makarim | Sindonews
Spesifikasi dan Harga di Balik Polemik Chromebook Pilihan Nadiem Makarim | Halaman Lengkap
Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Sabtu, 06 September 2025 - 10:22 WIB
Chromebook diminati karena harganya yang lebih terjangkau dibandingkan laptop standar/Windows. Foto: Zyrex
- Pada 2021, di saat Indonesia berjuang di bawah tekanan pandemi, sebuah proyek pengadaan laptop Chromebook skala besar untuk pelajar digulirkan.
Proyek ini, di bawah arahan Kementerian Pendidikan yang dipimpin Nadiem Makarim, bertujuan mulia: memastikan tak ada siswa yang tertinggal dalam era pembelajaran jarak jauh.
Banyak publik yang tentu saja penasaran, seperti apa sih spesifikasi laptop Chromebook yang jadi pilihan Nadiem?
Diluncurkan pada 12 April 2021, Zyrex Chromebook M432 dan Zyrex Chromebook 360 dipentaskan sebagai pahlawan lokal. Diusung dengan bendera gerakan #BanggaBuatanIndonesia, Zyrex, sebuah produsen dalam negeri, tampil sebagai solusi di tengah krisis.
"Kami akan terus berinovasi, sehingga bisa selalu menjadi pilihan dan ikut mencerdaskan anak bangsa," ujar Timothy Siddik, Direktur Utama Zyrex, dalam pernyataan resminya saat itu.
Namun, di balik narasi nasionalisme yang optimis, spesifikasi dan harga kedua laptop ini memicu perdebatan.
Membedah Angka: Antara Harga dan Performa
Di atas kertas, kedua Chromebook ini menawarkan fungsi dasar untuk belajar. Namun, ketika disandingkan dengan harganya, banyak pihak mulai mengangkat alis.Zyrex Chromebook M432
Harga: Rp6,5 juta (saat diluncurkan)
Spesifikasi: Layar 11,6 inci dengan resolusi HD (1.366 x 768 piksel), prosesor Intel Celeron N4020 (dual core), RAM 4 GB LPDDR4, dan media penyimpanan eMMC 32 GB.
Zyrex Chromebook 360
Harga: Rp8 juta (saat diluncurkan)
Spesifikasi: Spesifikasi inti serupa, namun dengan keunggulan layar sentuh (touchscreen) yang dapat diputar 360 derajat dan prosesor yang sedikit berbeda, Intel Celeron N4500.
Pertanyaan utamanya sederhana: apakah spesifikasi kelas pemula tersebut—terutama penyimpanan eMMC 32 GB yang sangat terbatas dan prosesor Celeron—sepadan dengan harga Rp6,5 juta hingga Rp8 juta? Di pasar ritel pada tahun yang sama, konsumen bisa menemukan laptop dengan spesifikasi yang jauh lebih mumpuni pada rentang harga tersebut.
Kapasitas penyimpanan 32 GB menjadi sorotan utama. Meskipun Chromebook dirancang untuk bekerja dengan komputasi awan, kapasitas sekecil itu dianggap sangat membatasi untuk penggunaan jangka panjang, bahkan untuk seorang siswa sekalipun.
Lalu, mengapa perangkat dengan spesifikasi yang dipertanyakan ini bisa menjadi pilihan utama untuk proyek pengadaan nasional? Jawabannya terletak pada sebuah regulasi yang kuat.
Zyrex menyatakan bahwa produk mereka memiliki nilai gabungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) yang mencapai 40% hingga 43%.
Angka ini adalah kunci segalanya. Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 12 tahun 2021, Pasal 66, setiap produk dengan nilai TKDN di atas 40% menjadi wajib dibeli oleh instansi pemerintah dalam pengadaan barang. Tak hanya itu, Pasal 67 memberikan "insentif" preferensi harga hingga 25% bagi produk lokal.
Secara efektif, peraturan ini membentangkan karpet merah bagi Zyrex, memproteksinya dari persaingan dengan produk impor yang mungkin menawarkan nilai lebih baik dari segi harga dan performa.
Kebijakan yang dimaksudkan untuk melindungi industri dalam negeri ini secara tidak langsung menciptakan situasi di mana pilihan perangkat untuk jutaan siswa Indonesia menjadi sangatterbatas.
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Infografis

10 Kementerian/Lembaga dengan Anggaran Terbesar di 2026